Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bos BI Ramal Suku Bunga The Fed Turun 50 Bps pada Semester II/2024

Bank Indonesia memandang suku bunga the Fed akan tetap ditahan pada semester I/2024.
Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo dalam Konferensi Pers Hasil RDG pada Kamis (21/12/2023)./ Dok tangkapan Youtube Bank Indonesia
Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo dalam Konferensi Pers Hasil RDG pada Kamis (21/12/2023)./ Dok tangkapan Youtube Bank Indonesia

Bisnis.com, JAKARTA – Bank Indonesia (BI) memperkirakan suku bunga bank sentral Amerika Serikat (AS), Federal Reserve atau The Fed, akan turun pada semester kedua 2024 sebesar 50 basis poin.

Hal ini disampaikan oleh Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo dalam konferensi pers hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) pada Kamis (21/12/2023).

“Kami memperkirakan FFR [Fed Funds Rate] turunnya masih di semester II, total 50 basis poin. Dan tentu saja kita lihat bulan-bulan selanjutnya dan kami akan update perkembangan tersebut,” katanya.

Perry mengatakan, pasar memperkirakan penurunan suku bunga the Fed kemungkinan dilakukan lebih awal, pada kuartal II/2024.

Selain itu, pasar juga melihat adanya kemungkinan FFR turun sebesar 75 basis poin tahun depan. Namun demikian, BI memandang, suku bunga the Fed akan tetap ditahan pada semester I/2024.

“Kami menangkapnya FFR sudah di peak-nya, tidak akan naik lagi dan kemungkinan semester I dipertahankan untuk ensuring AS ini soft landing,” jelasnya.

BI memperkirakan, ekonomi AS akan tumbuh lebih kuat dibandingkan dengan perkiraan sebelumnya pada 2023, meski akan melambat pada 2024. Di sisi lain, laju inflasi di sektor jasa mereda, tapi masih relatif tinggi.

“Kesimpulannya, kami pertahankan FFR turun semester II totally 50 basis poin. Kami akan terus meng-update apakah ada kemungkinan ini lebih awal,” tutur Perry.

Dengan perkembangan tersebut, imbuh Perry, ketidakpastian pasar keuangan mulai mereda, yang tercermin dari aliran modal yang mulai kembali masuk dan menurunkan tekanan pelemahan nilai tukar di negara emerging market, termasuk Indonesia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Maria Elena
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper