Bisnis.com, JAKARTA – Bank Indonesia (BI) menyampaikan bahwa berdasarkan asessment terkini, suku bunga Federal Reserve atau The Fed atau Fed Funds Rate (FFR) telah mencapai puncaknya.
Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo menyampaikan bahwa meski telah mencapai puncaknya, suku bunga acuan The Fed diperkirakan tetap tinggi dalam jangka waktu yang lama.
“Suku bunga kebijakan moneter, termasuk Fed Funds Rate, diperkirakan telah mencapai puncaknya namun masih akan bertahan tinggi dalam waktu yang lama atau higher for longer,” katanya dalam konferensi pers, Kamis (21/12/2023).
Sejalan dengan itu, Perry mengatakan, tingkat imbal hasil atau yield obligasi pemerintah negara maju, termasuk US Treasury, diperkirakan dalam kecenderungan menurun tetapi tingkatnya masih akan tinggi.
Hal ini sejalan dengan premi risiko jangka panjang (term-premia) terkait besarnya pembiayaan fiskal dan utang pemerintah.
Perkembangan tersebut, kata Perry, telah mendorong meredanya ketidakpastian di pasar keuangan global, tercermin juga dari aliran modal yang mulai kembali masuk dan menurunkan tekanan pelemahan nilai tukar di negara emerging market, termasuk Indonesia.
Baca Juga
“Kejelasan arah kebijakan moneter di negara maju tersebut mendorong mulai meredanya ketidakpastian pasar keuangan global,” kata Perry.
Di sisi lain, Perry menambahkan masih ada sejumlah risiko yang perlu diwaspadai, yang dapat kembali meningkatkan ketidakpastian ekonomi dunia.
Sejumlah risiko tersebut, diantaranya berlanjutnya ketegangan geopolitik, pelemahan ekonomi di sejumah negara termasuk, China, serta masih tingginya suku bunga kebijakan moneter dan yield obligasi negara maju.