Bisnis.com, JAKARTA – Presiden Joko Widodo (Jokowi) memastikan bahwa pemerintah akan terus memperhatikan ketersediaan stok beras di Tanah Air.
Orang nomor satu di Indonesia itu mengamini bahwa saat ini tantangan krisis iklim dan situasi geopolitik yang tak menentu turut memberikan dampak terhadap stok gandum dan beras.
“Karena memang produksi turun, pasokan kurang sehingga komoditi beras menjadi rebutan seluruh negara. Semuanya, semuanya,” ujarnya dikutip melalui YouTube Sekretariat Presiden, Kamis (21/12/2023).
Dia pun mengamini bahwa harga beras memang tengah mencapai titik tertinggi dalam 15 tahun terakhir di tengah meningkatnya kekhawatiran permintaan yang meningkat serta dampak dari El Nino.
Meski begitu, Kepala Negara menegaskan bahwa pemerintah tak akan tutup mata dan terus mengupayakan untuk memperbesar stok pangan, khususnya komoditas beras.
“Kami ini juga masih terus [berupaya] untuk memperbesar stok di Bulog, kita harus terus mencari agar cadangan strategis beras kita betul pada kondisi aman,” pungkas Jokowi.
Baca Juga
Mengutip Bloomberg, Kamis (21/12/2023), menurut Asosiasi Eksportir Beras Thailand, thai white rice 5 percent broken, atau kategori beras putih dengan butiran panjang, yang telah menjadi patokan di Asia, naik 2,5% dari minggu sebelumnya menjadi US$650 per ton atau sekitar Rp10 juta pada Rabu (20/12), mencatatkan level tertinggi sejak Oktober 2008.
Harga baru-baru ini mengalami kenaikan hingga mencapai angka tersebut, yakni pada awal Agustus 2023, utamanya setelah pembatasan ekspor dari India, yakni negara pengirim utama, dan cuaca kering yang mengancam hasil panen Thailand, setelah melemah dalam hampir sepanjang September dan Oktober 2023.
Akibat hal tersebut inflasi pangan kemudian tetap tinggi dalam beberapa bulan mendatang, utamanya pada negara-negara yang bergantung pada beras, seperti Filipina.