Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Beras Jadi Rebutan Banyak Negara, Jokowi Cari Pasokan Amankan Stok Bulog

Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengatakan, pemerintah masih terus berupaya untuk memperbesar stok beras dalam negeri.
Buruh melakukan bongkar muat karung berisi beras di Gudang Bulog Divre Jawa Barat di Gedebage, Bandung, Jawa Barat, Senin (30/1/2023). Bisnis/Rachman
Buruh melakukan bongkar muat karung berisi beras di Gudang Bulog Divre Jawa Barat di Gedebage, Bandung, Jawa Barat, Senin (30/1/2023). Bisnis/Rachman

Bisnis.com, JAKARTA – Presiden Joko Widodo (Jokowi) memastikan bahwa pemerintah akan terus memperhatikan ketersediaan stok beras di Tanah Air.

Orang nomor satu di Indonesia itu mengamini bahwa saat ini tantangan krisis iklim dan situasi geopolitik yang tak menentu turut memberikan dampak terhadap stok gandum dan beras.

“Karena memang produksi turun, pasokan kurang sehingga komoditi beras menjadi rebutan seluruh negara. Semuanya, semuanya,” ujarnya dikutip melalui YouTube Sekretariat Presiden, Kamis (21/12/2023).

Dia pun mengamini bahwa harga beras memang tengah mencapai titik tertinggi dalam 15 tahun terakhir di tengah meningkatnya kekhawatiran permintaan yang meningkat serta dampak dari El Nino.

Meski begitu, Kepala Negara menegaskan bahwa pemerintah tak akan tutup mata dan terus mengupayakan untuk memperbesar stok pangan, khususnya komoditas beras.

“Kami ini juga masih terus [berupaya] untuk memperbesar stok di Bulog, kita harus terus mencari agar cadangan strategis beras kita betul pada kondisi aman,” pungkas Jokowi.

Mengutip Bloomberg, Kamis (21/12/2023), menurut Asosiasi Eksportir Beras Thailand, thai white rice 5 percent broken, atau kategori beras putih dengan butiran panjang, yang telah menjadi patokan di Asia, naik 2,5% dari minggu sebelumnya menjadi US$650 per ton atau sekitar Rp10 juta pada Rabu (20/12), mencatatkan level tertinggi sejak Oktober 2008.

Harga baru-baru ini mengalami kenaikan hingga mencapai angka tersebut, yakni pada awal Agustus 2023, utamanya setelah pembatasan ekspor dari India, yakni negara pengirim utama, dan cuaca kering yang mengancam hasil panen Thailand, setelah melemah dalam hampir sepanjang September dan Oktober 2023.

Akibat hal tersebut inflasi pangan kemudian tetap tinggi dalam beberapa bulan mendatang, utamanya pada negara-negara yang bergantung pada beras, seperti Filipina.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper