Bisnis.com, JAKARTA - Perum Bulog tengah menyiapkan sejumlah ancang-ancang untuk optimalisasi penyerapan beras saat panen raya 2024.
Direktur Utama Perum Bulog, Bayu Krisnamurthi mengatakan, pihaknya siap menjalankan mandat Presiden Jokowi untuk menyediakan stok beras hingga 3 juta ton. Menurutnya, sejumlah langkah telah disiapkan untuk memaksimalkan penyerapan dari dalam negeri.
"Saya kira kita siap [pengadaan stok beras 3 juta ton], kita akan coba lakukan itu," ujar Bayu saat ditemui Bisnis.com, Selasa (19/12/2023).
Dia menjelaskan, saat ini Bulog sedang melakukan pemetaan ihwal potensi panen di sejumlah sentra produksi beras di Indonesia. Bahkan, simulasi harga gabah petani juga sudah dibuat untuk memperkirakan potensi penyerapan beras saat panen raya nanti.
"Mana daerah mana yang akan panen duluan, berapa besarnya, bahkan kita membuat simulasi perkiraan harga," jelasnya.
Namun, Bayu mengakui bahwa harga gabah di musim panen raya 2024 diperkirakan masih akan berada di level yang tinggi. Apalagi, risiko penurunan produksi dan keterlambatan masa panen juga masih menghantui perberasan nasional tahun depan.
Baca Juga
Kendati begitu, dia memastikan pihaknya bakal memaksimalkan penyerapan gabah atau beras saat panen raya berlangsung. Apabila kemungkinan terburuk itu (produksi rendah dan panen raya terlambat) benar-benar terjadi, penguatan stok tetap menjadi fokus utama perusahaan pangan pelat merah tersebut.
"Perkiraan kita harganya masih akan tetap tinggi, kita akan coba secara maksimal," tutur Bayu yang juga pernah menjabat sebagai Wakil Menteri Perdagangan era pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono.
Berdasarkan catatan Bisnis.com, Rabu (6/12/2023), Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas), Arief Prasetyo Adi mengatakan, Kepala Negara ingin agar stok cadangan beras pemerintah (CBP) bukan lagi 1 juta ton, tapi ditingkatkan hampir 3 juta ton.
Dengan stok yang lebih banyak itu dianggap mumpuni bagi Indonesia untuk menghadapi berbagai kondisi krisis apapun, termasuk ancaman perubahan iklim.
"Kemarin Bapak Presiden meminta penambahan stok [beras] sampai terus mendekati 3 juta ton. Ini untuk memastikan bahwa dalam kondisi apapun, entah itu climate change, El Nino atau apapun, negara itu punya stok yang siap sedia digelontorkan ke masyarakat," ujar Arief dalam keterangan resmi, Rabu (6/12/2023).