Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bulog Pastikan Stok Beras Aman hingga Juni 2024

Pemerintah bakal merealisasikan impor beras secara bertahap mulai awal 2024 sesuai dengan kebutuhan dalam negeri.
Buruh melakukan bongkar muat karung berisi beras di Gudang Bulog Divre Jawa Barat di Gedebage, Bandung, Jawa Barat, Senin (30/1/2023). Bisnis/Rachman
Buruh melakukan bongkar muat karung berisi beras di Gudang Bulog Divre Jawa Barat di Gedebage, Bandung, Jawa Barat, Senin (30/1/2023). Bisnis/Rachman

Bisnis.com, JAKARTA - Perum Bulog memastikan bahwa stok cadangan beras pemerintah (CBP) aman untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri hingga 2024.

Direktur Utama Perum Bulog, Bayu Krisnamurthi mengatakan, stok beras yang dikuasai BUMN Pangan per 20 Desember 2023 sebanyak 1,26 juta ton.

Lalu, masih ada 494.000 ton stok Beras yang sedang dalam perjalanan menuju gudang-gudang Bulog serta juga sisa kuota tambahan penugasan pengadaan sebanyak 500.000 ton.

Stok yang ada tersebut, diperkirakan dapat mencukupi kebutuhan nasional hingga program bantuan pangan, sampai dengan Juni 2024. 

“Stok bulog dengan yang ada sekarang, yang masuk, dan kontrak, saya sudah cukup percaya diri sampai April, Mei, Juni aman. Apapun program yang dibuat Presiden cukup, apalagi kita sudah mau panen,” kata Bayu dalam diskusi Direksi Perum Bulog dengan Forum Wartawan Bulog pada Kamis (21/12/2023).

Adapun, sisa kuota tambahan penugasan pengadaan sebanyak 500.000 ton sudah terkontrak. Bayu menyebut, 500.000 ton beras yang sudah terkontrak itu berasal dari Thailand, Vietnam, Pakistan dan Myanmar.

Rencanannya, impor beras tersebut mulai terealisasikan pada awal 2024, bertahap, sesuai dengan kebutuhan dalam negeri.

“Kalau kita masukkan [impor beras] cepet, banyak, gudang kita penuh, dan menjadi mahal karena biaya simpan dan lainnya. Jadi, lebih baik bertahap sesuai kebutuhan,” ujarnya.

Di sisi lain, Bulog terus berkomitmen untuk menyerap beras dalam negeri sebanyak-banyaknya, sesuai dengan ketentuan harga pembelian pemerintah (HPP).

“Kita pantau secara seksama [berapa beras dalam negeri] yang bisa kita serap dalam negeri,” pungkasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Ni Luh Anggela
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper