Bisnis.com, JAKARTA – LRT Jakarta akan membutuhkan tambahan hingga 10 rangkaian kereta (trainset) untuk memastikan kelancaran operasionalnya setelah jalur fase 1B Velodrome-Manggarai dapat digunakan.
Direktur Utama PT LRT Jakarta Hendri Saputra menuturkan, penambahan rangkaian kereta akan diperlukan untuk memaksimalkan operasional LRT Jakarta saat jalurnya telah diperpanjang.
Dia menuturkan, dengan menggunakan asumsi waktu antarkedatangan kereta (headway) 10 menit, jumlah perjalanan sebanyak 209 per hari, dan kapasitas maksimum penumpang sebanyak 73.440, LRT Jakarta akan membutuhkan total 18 rangkaian kereta untuk dapat beroperasi secara optimal.
“Dengan lintasan yang diperpanjang jadi 11,2 kilometer, semua rangkaian akan dipakai [beroperasi], tidak ada cadangan. Jadi, sebenarnya jumlah rangkaian saat ini tidak cukup saat fase 1A dan 1B nanti beroperasi,” jelas Hendri dalam diskusi Pengaruh Trase LRT Jakarta Velodrome - Manggarai Terhadap Integrasi Transportasi di Jakarta yang dikutip dari kanal Youtube Dewan Transportasi Kota Jakarta pada Selasa (12/12/2023).
Dia melanjutkan, saat ini LRT Jakarta memiliki 8 trainset yang masing-masing terdiri atas 2 kereta atau gerbong. Dari jumlah tersebut, 6 trainset dioperasikan secara harian, sementara 2 lainnya sebagai cadangan.
Hendri juga mencontohkan kebutuhan trainset MRT Jakarta yang saat ini melayani rute Lebak Bulus-Bundaran HI. Dia menuturkan, dengan panjang lintasan sekitar 16 kilometer, MRT Jakarta saat ini mengoperasikan sekitar 14 trainset dengan headway 5 menit saat jam sibuk dan 10 menit saat periode non sibuk.
Baca Juga
Oleh karena itu, dia berharap para pemangku kepentingan terkait seperti Dinas Perhubungan Provinsi DKI Jakarta, Kementerian Perhubungan (Kemenhub), dan lainnya dapat segera mengeluarkan proyeksi aktual total jumlah penumpang LRT Jakarta fase 1A dan 1B.
“Kami juga minta dukungan dari para pemangku kepentingan untuk angka aktual ridership-nya, sehingga kami bisa memprediksi investasi kereta yang dibutuhkan,” kata Hendri.