Bisnis.com, JAKARTA – Indonesian E-Commerce Association (idEA) menargetkan nilai transaksi Hari Belanja Nasional (Harbolnas) yang berlangsung pada 10 – 12 Desember 2023 mencapai Rp25 triliun.
Target tersebut 11,2% lebih tinggi dibandingkan dengan nilai transaksi pada momen Harbolnas akhir tahun pada 2022 yang mencapai Rp22,2 triliun.
Ketua Umum IdEA Bima Laga mengatakan sebanyak 75% atau sekitar Rp18,75 triliun dari total transaksi yang ditargetkan terealisasi pada Harbolnas 12.12 berpotensi disumbangkan oleh produk lokal.
“Kami mematok target transaksi Harbolnas pada 10 – 12 Desember 2023 mencapai Rp25 triliun. Ditargetkan 70% dari transaksi harbolnas dikontribusi oleh produk lokal,” kata Bima di Tangerang, Sabtu (9/12/2023).
Sejak 2016, jelasnya, nilai transaksi selama Harbolnas mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Pada 2016, transaksi Harbolnas menyentuh Rp6 triliun, naik menjadi Rp8 triliun pada 2017. Setahun kemudian, naik ke Rp12 triliun.
Pada 2022, nilai transaksi belanja pada momen Harbolnas kembali terkerek menjadi Rp18 triliun. Sebelum kemudian tembus ke level Rp22,2 triliun pada tahun lalu.
Baca Juga
Sementara untuk nilai transaksi produk-produk dalam negeri, data IdEA mencatat kenaikan dari Rp8,1 triliun pada 2021 menjadi Rp10,22 triliun pada tahun berikutnya.
Sebagai informasi, asosiasi tersebut baru melakukan pengumpulan data nilai transaksi produk-produk dalam negeri dari momen Harbolnas pada 2021.
Dari sisi metode pembayaran, Bima mengatakan dompet digital masih menjadi media yang paling banyak digunakan.
“Sebab, masing-masing platform sudah bekerja sama dengan pemilik layanan dompet digital. Lalu, virtual account perbankan. Terakhir, cash on delivery (COD).
Terkait dengan masih tingginya skema pembayaran via COD, kata Bima, menjadi indikator bahwa masih banyak masyarakat yang ingin berbelanja pada saat Harbolnas meskipun belum mengakses layanan perbankan
“Ini menjadi PR sektor perbankan,” ujarnya.