Bisnis.com, JAKARTA - PT Pelayaran Nasional Indonesia (Persero) atau Pelni buka-bukan soal alasan mereka mengajukan penyertaan modal negara (PMN) Rp3 triliun kepada pemerintah.
Direktur Utama Pelni, Tri Andayani mengatakan, usia kapal yang sudah tua memasuki umur teknis menjadi musabab korporasi mengajukan bantuan modal dari pemerintah. Dia menyebut, dari 26 kapal penumpang yang beroperasi saat ini, sebanyak 12 kapal sudah memasuki usia lebih dari 30 tahun.
"Umur teknis di kapal laut itu di 30 tahun," ujar Andayani, Jumat (8/12/2023).
Menurutnya, peremajaan kapal tua perlu segera dilakukan untuk memperbaiki layanan kepada pengguna jasa yakni penumpang. Di sisi lain, keberadaan kapal laut dianggap menjadi krusial bagi masyarakat di wilayah kepulauan selain transportasi udara.
Oleh karena itu, peremajaan dan pengadaan kapal baru, kata Andayani, menjadi urgen bagi Pelni. Mengingat, perusahaan jasa transportasi laut pelat merah ini memiliki kapasitas besar dalam mengangkut penumpang dan logistik barang.
Adapun saat ini, Andayani mengatakan, usulan PMN tersebut masih berproses dan dibahas dengan Komisi VI DPR-RI. Dia pun berharap, pengajuan PMN mereka kepada pemerintah dapat terealisasi dalam waktu dekat.
Baca Juga
"Kalau di proses tahun ini dan cair tahun ini kita senang sekali, makin cepat makin baik," ucapnya.
Sebelumnya, pengajuan PMN oleh Pelni telah dibahas dalam rapat dengar pendapat bersama Komisi VI DPR-RI pada Selasa (19/9/2023). Dalam rapat tersebut, Pelni mengusulkan PMN yang berasal dari cadangan investasi sebesar Rp3 triliun untuk membeli kapal penumpang baru sebanyak 2 unit.
Adapun jenis kapal baru yang akan dibeli mampu menampung 1.000 penumpang dan 75 kontainer. Harga satu kapal diperkirakan mencapai Rp1,5 trilliun. Kapal tersebut memiliki panjang kurang lebih 1000 meter, dengan tinggi 18 meter.
Berdasarkan catatan Bisnis.com, Senin (10/7/2023), Direktur Usaha Angkutan Penumpang Pelni Yahya Kuncoro mengatakan terdapat kebutuhan peremajaan bagi hingga enam buah kapal penumpang Pelni.
"Ada kemungkinan pengajuan PMN untuk peremajaan kapal terutama untuk penumpang. Kemungkinan untuk sekitar empat sampai enam kapal, tapi ini lagi dikaji oleh ITS," terangnya saat ditemui di Gedung Kementerian Perhubungan, Jakarta, Jumat (10/7/2022)
Yahya menuturkan bahwa peremajaan dibutuhkan untuk kapal-kapal heritage sehingga perlu dilestarikan. Bantuan dari negara dibutuhkan karena harganya disebut cukup mahal, kendati Yahya tidak mengungkap berapa dana yang dibutuhkan.
"Belum ada [angka kebutuhannya], karena pengajuan PMN 2023 sudah ditutup, kemungkinan akan diajukan untuk 2024," ujarnya.