Bisnis.com, JAKARTA - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif menegaskan pemerintah belum memiliki rencana untuk menyesuaikan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi jenis Pertalite saat ini.
Menurut Arifin, harga Pertalite baru bisa diturunkan kembali ke Rp7.650 per liter bila harga minyak mentah dunia berada di level US$60 per barel.
"Siapa bilang [harga Pertalite bisa turun]? Kalau harga minyak di bawah US$60 per barel, baru kayak dulu [harganya],” kata Arifin saat ditemui di Kementerian ESDM, Jumat (8/12/2023).
Adapun, berdasarkan data Bloomberg, Jumat (8/12/2023), harga minyak West Texas Intermediate (WTI) kontrak Januari 2024 terpantau menguat 1,50% ke level US$70,38 per barel pada pukul 11.27 WIB.
Sementara itu, harga minyak patokan Brent kontrak Februari 2024 terpantau menguat 0,51% atau 0,38 poin ke level US$74,68 per barel.
Melihat hal ini, Arifin menyebut belum adanya urgensi bagi pemerintah untuk menurunkan harga Pertalite yang saat ini dibanderol Rp10.000 per liter.
Baca Juga
Penyesuaian harga Pertalite terakhir terjadi pada September 2022. Pengumuman kenaikan harga BBM ini disampaikan langsung oleh Arifin saat konferensi pers di Istana Negara, Sabtu (3/9/2022)
“Pemerintah memutuskan untuk menyesuaikan harga BBM," kata Arifin.
Diketahui harga BBM Pertalite saat ini dibanderol harga Rp10.000 per liter atau naik Rp2.350 dari harga sebelumnya Rp7.650 per liter.