Bisnis.com, JAKARTA — Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Arifin Tasrif, tengah mengantisipasi kemungkinan dampak reli harga minyak mentah terhadap alokasi bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi hingga akhir tahun ini.
Arifin memastikan alokasi BBM subsidi Pertalite tetap terjaga hingga akhir 2023 di tengah kekhawatiran fluktuasi harga minyak mentah.
“Saya minta dari kementerian supaya kuota Pertalite tidak kurang,” kata Arifin saat ditemui di Kementerian ESDM, Jakarta, Kamis (26/10/2023).
Diberitakan sebelumnya, harga minyak dunia telah melemah dengan mengikuti kerugian di pasar saham, ketika Israel menunda invasi daratnya ke Gaza di tengah upaya diplomatik untuk menjamin pembebasan lebih banyak orang yang disandera Hamas.
Berdasarkan data Bloomberg, Senin (23/10/2023), harga minyak West Texas Intermediate (WTI) kontrak Desember 2023 melemah 1,09% atau 0,96 poin menjadi US$87,12 per barel pada pukul 13.59 WIB.
Kemudian, harga minyak Brent kontrak Desember 2023 juga melemah 0,89% atau 0,82 poin ke US$91,34 per barel. Harga minyak WTI telah diperdagangkan mendekati US$87 per barel setelah naik dua minggu berturut-turut, dan minyak Brent telah menurun di bawah US$92 per barel.
Baca Juga
Minyak Brent telah menguat sekitar 8% sejak serangan Hamas terhadap Israel pada 7 Oktober 2023. Kekhawatiran akan meluasnya konflik tersebut ke negara-negara lain, seperti Lebanon, Iran, dan kemungkinan besar Amerika Serikat juga muncul. Timur Tengah juga memasok sepertiga minyak mentah dunia.
“Ini yang bikin harga naik sekarang, perang [Israel] Palestina, iya kan,” kata dia.
Sebelumnya, Sekretaris Jenderal (Sekjen) Dewan Energi Nasional (DEN), Djoko Siswanto, mengatakan, PT Pertamina (Persero) masih melakukan lelang dan kemungkinan penjajakan bisnis untuk memperlebar pasar impor di tengah kekhawatiran pasokan BBM.
“Sebetulnya Rusia menawarkan lebih murah tapi karena ada konflik Ukraina, kita sudah lah dari pada nanti bermasalah di kemudian hari kita cari tempat lain,” kata Djoko saat ditemui di Jakarta, Rabu (18/10/2023).
Saat ini, kata Djoko, Indonesia mayoritas mengimpor minyak mentah dari Arab Saudi dan Afrika. Dia mengatakan, potensi perluasan impor minyak mentah masih akan dilakukan di dua kawasan tersebut.