Bisnis.com, JAKARTA - Pengusaha kawasan industri optimistis penyerapan lahan akan tetap melaju di tengah berbagai tantangan, termasuk sentimen tahun politik yang membuat investor memilih untuk menahan investasi.
Direktur dan Sekretaris Perusahaan PT Puradelta Lestari Tbk. (DMAS) Tondy Suwanto mengatakan pihaknya optimistis permintaan lahan kawasan industri masih positif pada tahun politik. Hal ini seiring dengan pertumbuhan manufaktur yang terus ekspansif.
"Para investor yang masuk di kawasan industri umumnya bersifat jangka panjang jadi kami optimis 2024 tetap prospektif terbukti inquiries di kami masih baik," kata Tondy, Rabu (6/12/2023).
Industri manufaktur telah menyerap lahan DMAS sekitar 40% sepanjang kuartal ketiga 2023. Dia meyakini industri manufaktur akan terus menyumbang pertumbuhan kinerja perusahaan.
Adapun, manufaktur yang menyerap lahan terbanyak yakni industri otomotif hingga Fast Moving Consumer Goods (FMCG). Disusul oleh permintaan lahan industri dari data center sebesar 30-35%.
Tondy pun melihat peluang bagi industri manufaktur yang masih resilien dari segi ketersediaan pasar dengan pertumbuhan ekonomi di kisaran 5%. Sementara, permintaan data center pun tumbuh didorong transformasi digital dan penetrasi internet yang terus meningkat.
Baca Juga
Senada, Corporate Secretary PT Kawasan Industri Jababeka Tbk. (KIJA) Muljadi Suganda mengatakan potensi gangguan dari tahun politik belum terlihat dan nampaknya akan tetap berjalan aman untuk industri.
"Berbekal dari prospek dan pipeline yang ada hingga saat ini, kami optimis penyerapan lahan kawasan industri akan tetap baik di tahun politik," kata Muljadi, dihubungi terpisah.
KIJA mencatat kenaikan penjualan lahan industri yang terpacu dengan melimpahnya investasi asal China dengan kontribusi sebesar 60%. Investor China menyerap lahan sebesar 56 hektare dari total keseluruhan penjualan lahan.
"Industri plastik dan EV [electric vehicle] menjadi sektor yang berkontribusi paling besar di kuartal ketiga ini," imbuhnya.
Dalam hal ini, Muljadi meminta pemerintah untuk dapat meningkatkan kompetitif perusahaan industri sehingga dapat menarik lebih banyak Foreign Direct Investment (FDI).
Pihaknya berharap pemerintah dapat melanjutkan program-program penyediaan infrastruktur dasar yang memadai, termasuk memperbaiki aksesibilitas melalui investasi dalam jaringan transportasi, menurunkan harga energi dan biaya logistik, pengembangan regulasi yang mendukung investasi dan keselamatan.
"Serta peningkatan keterampilan tenaga kerja melalui program pelatihan serta kepastian hukum dan menjaga iklim investasi yang tetap kondusif," pungkasnya.