Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Manufaktur RI Bergeliat, Surya Semesta (SSIA) Genjot Penjualan Lahan Kawasan Industri

PT Surya Semesta Internusa Tbk. (SSIA) bakal menggenjot penjualan lahan kawasan industri seiring dengan menggeliatnya industri manufaktur di dalam negeri.
Subang Smartpolitan SSIA
Subang Smartpolitan SSIA

Bisnis.com, JAKARTA - PT Surya Semesta Internusa Tbk. (SSIA) bakal menggenjot penjualan lahan kawasan industri seiring dengan menggeliatnya industri manufaktur di dalam negeri. 

VP Head of Investor Relations Surya Semesta Internusa Erlin Budiman mengatakan meski penjualan lahan belum terserap baik, pihaknya optismistis pertumbuhan industri manufaktur sebagai peluang positif dan akan tetap fokus pada bisnis kawasan industri, terutama menggenjot penjualan lahan di Subang Smartpolitan. 

"Kalau untuk Subang, saat ini inquires dari berbagai sektor seperti autoparts, medical tool, steel & metal, heavy machinery, consumer goods, hingga electric vehicle," kata Erlin kepada Bisnis, Selasa (5/12/2023). 

Unit usaha yang mengelola kawasan industri SSIA, yakni PT Suryacipta Swadaya (SCS) melaporkan pendapatan sebesar Rp275,1 miliar pada kuartal III/2023 atau turun 6,3% dari Rp293,5 miliar pada periode yang sama tahun lalu.

Penurunan tersebut disebabkan terkoreksinya penjualan lahan sebesar 29,6% yang tercatat dalam laporan sebesar Rp56 miliar. Sedangkan, tahun lalu penjualan lahan SCS mencpaai Rp79,6 miliar.

Sepanjang triwulan III/2023, marketing sales SCS tercatat senilai Rp394,4 miliar dengan penjualan lahan seluas 21,1 hektare. Lahan kawasan industri yang masih kuat yakni di Karawang sebesar Rp18,2 hektare dengan nilai Rp359,8 miliar. 

Sementara itu, lahan kawasan industri di Subang Smartpolitan sebanyak 2 hektare senilai Rp31 miliar. Secara keseluruhan, SCS memiliki backlog seluas 20,6 hektare senilai Rp398,7 miliar. 

Adapun, unit properti SSIA yang terdiri dari kawasan industri, biaya pemeliharaan, sewa komersial, dan hunian menghasilkan pendapatan sebesar Rp413,8 miliar hingga kuartal III/2023 atau meningkat 13% dari periode yang sama tahun lalu. 

Sebelumnya, S&P Global mencatat Purchasing Manager's Index (PMI) Manufaktur Indonesia menguat ke level 51,7 pada November 2023, atau meningkat 0,2 poin dari 51,5 pada Oktober 2023. Kondisi PMI di atas 50 menunjukkan kondisi manufaktur yang masih ekspansi. 

Terlebih, sektor industri pengolahan RI semakin meningkat kinerjanya pada triwulan III/2023. Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan industri tumbuh 5,20% (year-on-year/yoy), melampaui pertumbuhan ekonomi yang sebesar 4,94 persen pada periode yang sama. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper