Bisnis.com, JAKARTA- MUI menyatakan unggahan terkait daftar produk pro Israel yang dikaitkan dengan lembaga fatwa tersebut merupakan konten keliru alias hoaks.
Sekretaris Komisi Fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) Miftahul Huda angkat bicara terkait kebingungan publik terkait kehalalan suatu produk pasca isu hoaks mengenai daftar produk yang dituduh terafiliasi dengan Israel.
MUI membantah keras adanya daftar produk yang diharamkan, seperti yang beredar di beberapa media dan platform online. Miftahul Huda menegaskan bahwa produknya itu tetap halal selama masih memenuhi kriteria kehalalan.
Dia menjelaskan bahwa MUI tidak berkompeten untuk merilis daftar produk Israel atau yang terafiliasi dengan Israel. Dalam klarifikasinya, MUI menegaskan bahwa yang diharamkan bukanlah produknya, melainkan aktivitas dukungan terhadap Israel.
Sebelumnya, Kementerian Komunikasi dan Informasi melalui laman resminya juga turut membantah isu hoaks tersebut. Kominfo menyatakan bahwa pihak MUI tidak pernah merilis daftar produk Israel dan afiliasinya yang harus diboikot.
Di sisi lain, Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) turut angkat suara terkait misinformasi ini. Shinta W. Kamdani, Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia menyatakan bahwa MUI tidak pernah mengeluarkan daftar produk pro-Israel yang harus diboikot.
Baca Juga
"Prinsipnya kita harus menyadari informasi-informasi hoaks juga yang keluar, karena sebenarnya dari MUI sendiri jelas posisinya terhadap boikot produk-produk pro-Israel," kata Shinta.
Shinta menyoroti bahwa produk-produk yang tercantum dalam daftar yang beredar berkaitan dengan pro-Israel. Hanya saja baginya, asosiasi perlu meluruskan kalau beragam produk yang diboikot tersebut tidak berkaitan dengan Israel.
Aksi boikot yang tidak tepat sasaran lebih banyak merugikan Tanah Air dan kontradiktif dengan tujuan memutus sokongan dana terhadap Israel. "Tidak ada yang mendukung agresi militer Israel, kita juga jelas tidak," tegas Shinta.
Salah satu perusahaan yang selama ini menjadi korban salah sasaran dari aksi boikot adalah PT Unilever Indonesia Tbk. Shinta memastikan Unilever Indonesia yang menyerap tenaga kerja dalam negeri dan melibatkan banyak pelaku usaha lokal dalam rantai pasok produksi tidak berafiliasi dengan Israel.
Dia khawatir aksi tersebut akan memberikan dampak yang besar terhadap Unilever, termasuk pada pengurangan tenaga kerja. Dalam hal ini, Apindo tengah meminta informasi kepada seluruh anggotanya terhadap dampak dari aksi boikot tersebut.