Bisnis.com, JAKARTA - Presiden bank sentral Jerman Bundesbank Joachim Nagel menuturkan bahwa Bank Sentral Eropa atau ECB belum berada di saat yang tepat untuk mempertimbangkan penurunan suku bunga acuan.
Nagel menuturkan bahwa saat ini masih terlalu dini untuk menurunkan suku bunga atau berspekulasi mengenai langkah-langkah tersebut.
“Bukan hanya tingkat suku bunga yang penting dalam menentukan sikap, namun juga ekspektasi mengenai arah suku bunga di masa depan. Dampak utama pengetatan kebijakan terhadap inflasi masih belum terlihat,” terangnya, seperti dikutip dari Bloomberg, Rabu (29/11).
ECB kemungkinan telah menyelesaikan kampanye kenaikan suku bunganya dan akan menghentikan kenaikan tersebut untuk kedua kalinya pada pertemuan Desember 2023.
Para pejabat juga mengatakan bahwa kenaikan suku bunga lagi masih mungkin terjadi dan masih terlalu dini untuk membahas penurunan suku bunga.
Adapun, pendapat ini didukung oleh Gubernur Bank Spanyol Pablo Hernandez de Cos, yang berbicara sebelumnya di Hong Kong. Gubernur bank sentral Prancis Francois Villeroy de Galhau juga mengatakan bahwa "perbaikan" dari suku bunga tinggi harus terus berlanjut untuk beberapa waktu.
Baca Juga
Inflasi sendiri telah menurun drastis dari puncaknya yang mencapai 10,6% pada 2022, dan kemudian mencapai sebesar 2,9% pada Oktober 2023. Namun, untuk mencapai target 2% dinilai akan memakan waktu lebih lama dan efek dasar akan mendorong pertumbuhan harga konsumen dalam beberapa bulan mendatang.
Menurut Nagel, meskipun inflasi umum telah menurun secara signifikan selama beberapa bulan terakhir, tidak dapat berasumsi bahwa penurunan akan terus berlanjut.
“Efek disinflasi dari jatuhnya harga energi telah hilang dan kita masih jauh dari target. Dan kami memperkirakan akan ada jalan yang bergelombang di masa depan, dengan naik turunnya inflasi dalam waktu dekat,” terangnya.
Meskipun zona euro saat ini sedang mengalami periode pelemahan yang nyata, Nagel mengungkapkan bahwa ia yakin dapat menghindari hard landing.
"Pasar tenaga kerja yang ketat, tingkat hutang perusahaan dan rumah tangga yang rendah dan aktivitas investasi yang pesat menunjukkan bahwa kondisi untuk 'soft landing' sudah tersedia," katanya,” jelas Nagel.
Adapun, ia mendesak kebijakan fiskal dan moneter untuk bekerja sama, menyerukan kepada pemerintah untuk mengendalikan pengeluaran lantaran langkah-langkah untuk memerangi krisis baru-baru ini menjadi kurang diperlukan.