Bisnis.com, JAKARTA - Presiden Bank Sentral Eropa (ECB) Christine Lagarde menuturkan bahwa bank tersebut sudah berada pada titik dimana kenaikan suku bunga acuan dapat berhenti sejenak dan menilai dampak pengetatan kebijakan tersebut.
ECB telah mempertahankan suku bunganya pada bulan lalu, dengan menuturkan bahwa suku bunga saat ini berada pada tingkat yang membantu membawa inflasi kembali ke target 2% jika dipertahankan dalam jangka waktu yang cukup lama.
"Mengingat jumlah amunisi yang telah kita gunakan, kita dapat mengamati dengan seksama komponen-komponen kehidupan kita seperti gaji, keuntungan, fiskal, perkembangan geopolitik, dan tentu saja bagaimana amunisi kita berdampak pada kehidupan ekonomi kita untuk memutuskan berapa lama kita harus bertahan di sana dan keputusan apa yang harus kita ambil, naik atau turun." terang Christine Lagarde seperti dikutip dari Bloomberg, Sabtu (25/11/2023).
Ada semakin banyak bukti bahwa kampanye pengetatan yang belum pernah terjadi berdampak pada perekonomian. Pasalnya, output di 20 negara kawasan euro menyusut 0,1% pada kuartal III/2023, meskipun Komisi Eropa menuturkan kemungkinan akan menghindari resesi karena meningkatnya daya beli konsumen yang akan mendorong sedikit rebound.
Secara terpisah, anggota Dewan Pemerintahan Madis Muller menuturkan bahwa Bank Sentral Eropa (ECB) mungkin dapat ‘menahan diri’ untuk tidak menaikkan biaya pinjaman lagi.
“Keputusan selanjutnya akan bergantung pada kinerja perekonomian kawasan euro dan seberapa gigih kita melihat inflasi melambat,” terang Gubernur bank sentral Estonia tersebut.
Baca Juga
Para pembuat kebijakan pada bulan lalu menghentikan pengetatan untuk pertama kalinya, sejak pertengahan 2022. ECB secara luas diyakini berada dalam posisi tingkat suku bunga yang tertinggi. Para pejabat menyoroti ada kemungkinan kenaikan lainnya, walaupun hal tersebut bukan merupakan skenario dasar mereka.
Melambatnya pertumbuhan harga konsumen dan lemahnya perekonomian kawasan euro telah mendorong pasar untuk bertaruh pada pemotongan harga pada paruh pertama 2024, walaupun Muller tidak memberikan dukungan terhadap pandangan tersebut.
Menurutnya, meskipun inflasi jelas menunjukan tren melambat, namun inflasi belum mencapai target ECB sebesar 2%. Dia juga berpendapat bahwa suku bunga yang tinggi adalah ‘masalah yang kecil’ dibandingkan inflasi yang tinggi.
“Kami jelas telah mencapai tingkat di mana suku bunga membatasi aktivitas ekonomi dan aktivitas utang,” terangnya.
Berdasarkan catatan Bisnis, Lagarde sebelumnya juga mengungkapkan bahwa ECB belum dapat menyatakan kemenangannya atas inflasi. Sikap perhatian juga harus diterapkan hingga inflasi dapat menyentuh kembali ke target 2%.
Dia juga kembali memperingatkan bahwa masih ada perjalanan panjang yang perlu dihadapi. Mantan bos IMF itu menuturkan bahwa kebijakan moneter ECB berada di dalam fase harus memperhatikan berbagai kekuatan yang mempengaruhi inflasi, namun juga harus fokus pada mandat untuk menjaga stabilitas harga.