Bisnis.com, SURABAYA — Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) menilai positif rencana pengajuan perpanjangan kontrak dari Husky – CNOOC Madura Limited (HCML) untuk konsesi mereka di Selat Madura atau lebih dikenal dengan nama Madura Straits PSC.
Kontrak HCML yang berlaku saat ini berjangka 20 tahun sejak 2012 dan bakal berakhir pada Oktober 2032. HCML menilai konsesi dengan luasan mencapai 2.012,76 kilometer persegi itu masih prospektif hingga 2042.
“Harapannya kalau perpanjangan HCML disetujui pemerintah dengan komitmen eksplorasi dilaksanakan dengan baik bisa menambah cadangan untuk bisa disalurkan lagi ke wilayah operasi ini,” kata Kepala Divisi Program dan Komunikasi SKK Migas Hudi Suryodipuro di Metering Station (GMS) HCML, Pasuruan, Jawa Timur, Senin (27/11/2023).
Hudi menilai potensi eksplorasi dari lapangan Selat Madura garapan HCML mendatang masih terbilang prospektif. Menurut dia, pemerintah berkepentingan untuk meningkatkan investasi cadangan migas saat ini lewat investasi eksplorasi lanjutan dari kontraktor kontrak kerja sama (KKKS).
Di sisi lain, Hudi menambahkan, investasi yang telah direalisasikan HCML di Blok Selat Madura belakangan sudah terbilang masif.
“Kita melihat sayang kalau tidak diupayakan potensi-potensi itu segera dieskplorasi juga karena kembali lagi dengan fasilitas seperti ini yang relatif muda, sustainability dari lapangan itu mesti tetap dijaga,” kata dia.
Baca Juga
Adapun, produksi puncak sales gas HCML saat ini sebesar 250 juta standar kaki kubik per hari (MMscfd) dan merupakan yang terbesar di Jawa Timur dan Jawa Tengah.
“Dari tiga lapangan HCML, yakni lapangan BD, 2M (MDA-MBH), dan MAC, KKKS HCML menjadi produsen gas terbesar, secara persentase produksinya mencapai 30% dari total produksi gas di wilayah Jawa Timur,” kata dia.
HCML saat ini memiliki tiga lapangan utama yang telah berproduksi, yaitu Lapangan BD, Lapangan 2M, dan Lapangan MAC. Produksi Lapangan BD didukung oleh tiga fasilitas utama, yaitu anjungan sumur lepas pantai (offshore wellhead platform/WHP), gas metering station (GMS) yang terletak di Kota Pasuruan, dan fasilitas produksi terapung, penyimpanan, dan pembongkaran (floating production, storage, and offloading/FPSO).
Sebelumnya, HCML berencana mengajukan perpanjangan kontrak Madura Straits PSC pada kuartal pertama 2024.
“Untuk potensi eksplorasi di lapangan HCML itu masih ada potensi-potensi yang belum dibor,” kata VP Operations HCML Perkasa Sinagabariang di Metering Station (GMS) HCML, Pasuruan, Jawa Timur, Senin (27/11/2023).
Perkasa menuturkan, permohonan perpanjangan kontrak yang diajukan itu bakal berisi rencana eksplorasi lanjutan untuk menambah cadangan HCML selepas konsesi berakhir 2032.
Dia menerangkan, saat kontrak berakhir nantinya, potensi sumber daya gas Madura Strais PSC hanya tinggal seperempat dari hitung-hitungan saat ini yang berada di level 2 triliun kaki kubik (Tcf).
Lewat rencana pengembangan jangka panjang atau LTP HCML, Madura Straits diproyeksikan dapat menyentuh produksi gas puncak pada 2027, hampir mendekati 600 MMscfd nantiya. Selanjutnya, pada saat kontrak berakhir pada 2032, produksi diperkirakan menyentuh di level 500 MMscfd.
Sementara itu, produksi dari lapangan gas dari selat ini dipredisikan bakal berada di level 100 MMscfd pada 2042.
“Tentunya kalau kami tidak melakukan apa-apa itu di 2032 pada saat expired mungkin produksinya tinggal seperempat dari sekarang ya,” kata dia.
Seperti diberitakan sebelumnya, eksplorasi dan eksploitasi minyak dan gas di Selat Madura pada awalnya dioperasikan oleh Husky Oil Madura Limited (HOML).
Menyusul akuisisi saham HOML sebesar 50% oleh CNOOC Southeast Asia Limited, perusahaan tersebut berevolusi menjadi Husky-CNOOC Madura Limited (HCML) pada 3 Oktober 2011. Operasi PSC Selat Madura saat ini di bawah pengelolaan HCML. HCML dimiliki 40% oleh Husky Oil Madura Partnership, 40% oleh CNOOC Southeast Asia Limited, dan 20% oleh SMS Development Limited.
Husky Oil Madura Partnership adalah anak perusahaan dari Husky Energy Ltd., sebuah perusahaan energi terintegrasi yang berbasis di Kanada, yang beroperasi di Amerika Serikat dan kawasan Asia Pasifik.
Sementara itu, CNOOC adalah perusahaan minyak nasional besar di China yang berfokus pada eksploitasi, eksplorasi, dan pengembangan minyak dan gas alam di lebih dari 20 negara. Samudra Energy Limited adalah perusahaan hulu minyak dan gas independen yang memiliki bisnis inti eksplorasi, eksploitasi, pengembangan, dan produksi minyak dan gas di Indonesia.