Bisnis.com, JAKARTA – Kepala Ekonom Bank Permata Josua Pardede memperkirakan neraca transaksi berjalan (current account) Indonesia akan defisit sebesar -0,28% dari PDB.
“Defisit current account pada 2023 diperkirakan sekitar -0,28% dari PDB, dibandingkan dengan surplus 0,96% dari PDB pada 2022,” katanya kepada Bisnis, Selasa (21/11/2023).
Sejalan dengan itu, cadangan devisa diperkirakan mencapai kisaran US$133 miliar hingga US$137 miliar pada akhir 2023, dengan rupiah diperkirakan akan ditutup pada kisaran Rp15.300-Rp15.500 per dolar AS.
Menurut Josua, defisit transaksi berjalan akan melebar pada kuartal keempat 2023 karena defisit neraca perdagangan jasa yang lebih tinggi memasuki musim liburan.
Sementara itu, neraca finansial diperkirakan membaik setelah investasi portofolio membukukan surplus, yang ditopang oleh arus masuk di pasar saham dan obligasi domestik.
Di sisi lain, Josua mengatakan investasi langsung diperkirakan melanjutkan tren penurunan karena investor mempertahankan pendekatan wait and see sebelum Pemilu.
Baca Juga
Pada kuartal III/2023, transaksi berjalan Indonesia mencatatkan defisit sebesar US$0,86 miliar atau setara dengan -0,25% dari PDB, membaik dibandingkan dengan defisit sebesar USD$2,21 miliar atau setara dengan -0,61% dari PDB pada kuartal sebelumnya.
Berdasarkan komponennya, Josua mengatakan neraca barang mencatatkan surplus sebesar US$10,27 miliar, sedikit lebih tinggi dibandingkan dengan kuartal II/2023 yang mencatat surplus sebesar US$10,13 miliar.
“Kinerja neraca barang yang solid pada kuartal III/2023 didorong oleh membaiknya ekspor nonmigas yang dibarengi dengan penurunan impor nonmigas,” katanya.
Sementara itu, neraca jasa mencatatkan defisit sebesar US$4,1 miliar dari kuartal sebelumnya defisit sebesar US$4,73 miliar. Penurunan defisit neraca jasa ini didorong oleh meningkatnya kunjungan wisatawan mancanegara ke Indonesia.
Lebih lanjut, pendapatan primer mengalami penurunan karena penurunan pendapatan dari investasi langsung di Indonesia. Defisit untuk pendapatan investasi langsung turun menjadi US$4,65 miliar dari kuartal sebelumnya US$5,70 miliar.
Adapun, neraca pembayaran Indonesia (NPI) pada kuartal III/2023 mencatatkan defisit sebesar US$1,46 miliar dibandingkan dengan defisit sebesar US$7,37 miliar pada kuartal sebelumnya.