Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Transaksi Berjalan RI Diramal Defisit 0,28% pada Akhir 2023

Defisit transaksi berjalan akan melebar pada kuartal keempat 2023 karena defisit neraca perdagangan jasa yang lebih tinggi memasuki musim liburan.
Karyawan menunjukan uang dolar Amerika Serikat (AS) di salah satu gerai penukaran mata uang asing di Jakarta, Rabu (23/8/2023). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Karyawan menunjukan uang dolar Amerika Serikat (AS) di salah satu gerai penukaran mata uang asing di Jakarta, Rabu (23/8/2023). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA – Kepala Ekonom Bank Permata Josua Pardede memperkirakan neraca transaksi berjalan (current account) Indonesia akan defisit sebesar -0,28% dari PDB.

“Defisit current account pada 2023 diperkirakan sekitar -0,28% dari PDB, dibandingkan dengan surplus 0,96% dari PDB pada 2022,” katanya kepada Bisnis, Selasa (21/11/2023).

Sejalan dengan itu, cadangan devisa diperkirakan mencapai kisaran US$133 miliar hingga US$137 miliar pada akhir 2023, dengan rupiah diperkirakan akan ditutup pada kisaran Rp15.300-Rp15.500 per dolar AS.

Menurut Josua, defisit transaksi berjalan akan melebar pada kuartal keempat 2023 karena defisit neraca perdagangan jasa yang lebih tinggi memasuki musim liburan.

Sementara itu, neraca finansial diperkirakan membaik setelah investasi portofolio membukukan surplus, yang ditopang oleh arus masuk di pasar saham dan obligasi domestik. 

Di sisi lain, Josua mengatakan investasi langsung diperkirakan melanjutkan tren penurunan karena investor mempertahankan pendekatan wait and see sebelum Pemilu.

Pada kuartal III/2023, transaksi berjalan Indonesia mencatatkan defisit sebesar US$0,86 miliar atau setara dengan -0,25% dari PDB, membaik dibandingkan dengan defisit sebesar USD$2,21 miliar atau setara dengan -0,61% dari PDB pada kuartal sebelumnya. 

Berdasarkan komponennya, Josua mengatakan neraca barang mencatatkan surplus sebesar US$10,27 miliar, sedikit lebih tinggi dibandingkan dengan kuartal II/2023 yang mencatat surplus sebesar US$10,13 miliar. 

“Kinerja neraca barang yang solid pada kuartal III/2023 didorong oleh membaiknya ekspor nonmigas yang dibarengi dengan penurunan impor nonmigas,” katanya.

Sementara itu, neraca jasa mencatatkan defisit sebesar US$4,1 miliar dari kuartal sebelumnya defisit sebesar US$4,73 miliar. Penurunan defisit neraca jasa ini didorong oleh meningkatnya kunjungan wisatawan mancanegara ke Indonesia. 

Lebih lanjut, pendapatan primer mengalami penurunan karena penurunan pendapatan dari investasi langsung di Indonesia. Defisit untuk pendapatan investasi langsung turun menjadi US$4,65 miliar dari kuartal sebelumnya US$5,70 miliar. 

Adapun, neraca pembayaran Indonesia (NPI) pada kuartal III/2023 mencatatkan defisit sebesar US$1,46 miliar dibandingkan dengan defisit sebesar US$7,37 miliar pada kuartal sebelumnya. 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Maria Elena
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper