Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Transaksi Berjalan Diramal Diefisit 0,4% Tahun Ini, Melebar ke 1% pada 2024

Sejalan dengan penyusutan neraca perdagangan hingga September 2023, transaksi berjalan pada akhir 2023 akan mengalami defisit sebesar 0,4 persen dari PDB.
Ilustrasi neraca perdagangan Indonesia lewat kegiatan ekspor-impor menggunakan kapal. JIBI/Bisnis
Ilustrasi neraca perdagangan Indonesia lewat kegiatan ekspor-impor menggunakan kapal. JIBI/Bisnis

Bisnis.com, JAKARTA – Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan neraca perdagangan Indonesia mengalami surplus US$3,42 miliar pada September 2023, naik tipis dari periode Agustus 2023 yang sebesar US$3,12 miliar.

Tercatat, ekspor pada September 2023 turun 5,6% secara bulanan (month-to-month/mtm) menjadi US$21 miliar.

Ekonom Bank Danamon Irman Faiz menyampaikan bahwa secara kuartalan, ekspor pada kuartal III/2023 turun menjadi US$64 miliar atau 18,6% secara tahunan (year-on-year/yoy). 

Penurunan ekspor tersebut terjadi di semua komoditas non-migas, terutama disebabkan oleh penurunan harga ekspor komoditas utama, seperti batu bara dan CPO.

Sebaliknya, ekspor produk minyak dan gas mengalami pertumbuhan yang dipicu oleh kenaikan harga minyak global.

Sejalan dengan itu, nilai impor turun menjadi US$17 miliar pada September 2023, atau 8,2% secara bulanan. Pada kuartal III/2023, impor tercatat mengalami kontraksi 11,9% yoy. 

Penurunan ini, kata Faiz, sebagian besar disebabkan oleh impor non-migas, dengan impor barang modal yang paling terpukul

Menurutnya, penurunan impor barang modal ini dapat dikaitkan dengan permintaan eksternal yang lemah, yang mengakibatkan terbatasnya ekspansi kapasitas produksi industri.

Pada kuartal III/2023 surplus neraca perdagangan tercatat turun menjadi US$8 miliar, dibandingkan dengan US$15 miliar pada periode yang sama tahun lalu.

Faiz mengatakan, penurunan tersebut sejalan dengan perkiraan bahwa surplus perdagangan berpotensi menyusut hingga akhir tahun.

“Narasi penyusutan surplus perdagangan tetap konsisten seperti yang tercermin dari angka perdagangan triwulanan,” katanya, dikutip Selasa (17/10/2023).

Dengan perkembangan hingga September 2023, Faiz memperkirakan transaksi berjalan pada akhir 2023 akan mengalami defisit sebesar 0,4 persen dari PDB.

“Kami memperkirakan defisit transaksi berjalan akan melebar menjadi 1,0% dari PDB tahun depan,” jelasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Maria Elena
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper