Bisnis.com, JAKARTA - Argentina telah memilih Javier Milei, pemimpin sayap kanan libertarian sebagai presiden baru. Hal ini dapat memberikan bagi tokoh dengan memiliki pandangan radikal tersebut untuk memperbaiki perekonomian negara.
Mengutip Reuters, Senin (20/11/2023) Milei telah menang dengan selisih yang lebih besar dari perkiraan. Ia telah memperoleh 56% suara dibandingkan saingannya, Menteri Ekonomi Peronis Sergio Massa yang memperoleh 44% suara.
Adapun, Milei memiliki rencana untuk menutup bank sentral negaranya, meninggalkan peso, dan memangkas belanja negara.
Milei, merupakan ekonom libertarian Argentina yang telah menjadi tokoh yang menonjol. Citra agresifnya menjadi penangkal kemarahan para pemimpin.
Ia merupakan sosok orang luar yang tidak dikenal, hingga mantan musisi rock berusia 53 tahun tersebut memberikan kejutan ke seluruh arena politik. Ia melakukan kampanye yang agresif dan penuh warna.
Milei sendiri pernah berjanji untuk “membakar” bank sentral hingga menggunakan gergaji mesin pada rapat umum, untuk melambangkan rencananya dalam memangkas pengeluaran, yang telah memicu banyak pemilih yang marah karena inflasi yang mencapai 138%.
“Dia berhasil menghidupkan kembali sesuatu yang hilang dalam politik Argentina, yaitu dia menawarkan harapan,” jelas jurnalis Argentina yang menulis buku tentang Milei berjudul “El Loco” atau “Si Gila”, Juan Luis Gonzalez.
Gonzalez yang kritis dengan Milei, mengatakan bahwa ia telah berhasil menggambarkan dirinya sebagai sesuatu yang baru untuk mencabut elit politik, yang pemilih salahkan atas puluhan tahun kemerosotan ekonomi yang memburuk tajam dalam beberapa tahun terakhir.
“Dia adalah pemimpin yang tidak stabil untuk negara yang tidak stabil,” jelasnya.
Milei sendiri memiliki gaya pertunjukannya yang tegas, dan memiliki nuansa dari mantan Presiden AS Donald Trump atau Beppe Grillo Italia.
Ia pun memasuki dunia politik dalam beberapa tahun yang lalu, dengan alasan panggilan dari Tuhan dan para pendukungnya sering menggunakan label “Pasukan Surga” pada topi bisbol dan meme di Internet.
Sementara itu, Milei telah berbicara mengenai “perjalanan spiritual”. Namun ia juga mengecam paus sebagai “sosialis” dan “perwakilan kejahatan”.
Ia sendiri menghabiskan sebagian besar karirnya sebagai ekonom di bidang bisnis dan media. Milei bekerja untuk salah satu pemimpin bisnis terkaya di Argentina, Eduardo Eurnekian, yang menjadi pendukung awal kampanyenya namun kemudian mengkritiknya sebagai calon diktator.
Gaya Milei yang kurang ajar dalam mencela para kritikus telah membuatnya memiliki banyak jutaan pengikut di sosial media. Namun, gaya tersebut juga memberikan kritik yang mengatakan bahwa ia tidak layak untuk menjabat.
Bagi mereka yang bekerja dalam kampanye Milei, menuturkan bahwa keasliannya yang membuat ia menjadi begitu sukses, terutama ketika dua perlima penduduknya berada dalam kemiskinan dan sedang mencari suara baru.
“Anda boleh menyukainya atau tidak, tapi dia adalah dirinya sendiri,” kata konsultan politik yang bekerja pada kampanye Milei, Fernando Cerimedo.
Kritikus sendiri mengatakan bahwa Milei adalah seorang yang populis, yan menjanjikan solusi yang tidak realistis terhadap masalah-masalah kompleks dan berargumen bahwa Milei tidak akan melaksanakan rencananya. Hal tersebut karena koalisinya hanya akan memiliki sedikit pemimpin pemerintah daerah dan akan menghadapi Kongres yang terpecah-pecah.