Bisnis.com, JAKARTA - Presiden China Xi Jinping berjanji untuk mempermudah pihak asing untuk berbisnis di negaranya dalam pidatonya di forum CEO California, di tengah berkurangnya kepercayaan dari perusahaan terhadap China.
Dalam teks pidato tertulisnya, Xi berjanji bahwa China akan menciptakan lingkungan bisnis kelas dunia dan meningkatkan mekanisme untuk melindungi hak-hak investor internasional.
Ia akan mengambil langkah-langkah yang lebih ‘menghangatkan hati' seperti memperbaiki kebijakan masuk dan tinggal warga negara asing di China dan menambahkan akses ke layanan keuangan, medis dan pembayaran elektronik akan dipermudah.
"Semua ini dirancang untuk mempermudah perusahaan-perusahaan asing untuk berinvestasi dan beroperasi di China,” jelasnya, seperti dikutip dari Bloomberg, Senin (20/11/2023).
Xi telah menunjukan sisi yang lebih lembut dan ramah di San Fansisco, berbeda dari biasanya yang lebih pendiam. Adapun, ia juga menghadiahkan panda.
Kunjungan Xi ke AS dilakukan ketika perekonomian China mengalami perlambatan setelah pertumbuhan pesat selama berpuluh-puluh tahun. Hubungan yang buruk dengan negara-negara Barat juga mengurangi modal asing, seiring dengan pembatasan teknologi AS dan penyelidikan perdagangan Eropa menciptakan lingkungan yang tidak stabil.
Baca Juga
Pemimpin China tersebut kemudian menepis permasalahan-permasalahn tersebut dan menuturkan bahwa perekonomian telah berubah lebih baik pada tahun ini dan memiliki salah satu tingkat pertumbuhan tertinggi di dunia.
Adapun, meskipun perekonomian China berada di jalur yang tepat untuk mencapai target pertumbuhan tahunan pemerintah sebesar 5%, memburuknya pasar properti telah memicu ekspektasi bahwa Xi harus memberikan lebih banyak stimulus agar perekonomian berjalan dengan baik.
Kebijakan dari Partai Komunis yang berkuasa juga tidak membantu meyakinkan investor asing dalam beberapa tahun terakhir. Kalangan komunitas bisnis asing merasa khawatir atas perubahan kebijakan yang tiba-tiba yang berdampak pada beberapa sektor, pembatasan saat pandemi dan pembatasan keamanan nasional.
Xi dalam pidatonya tampaknya juga membahas beberapa kekhawatiran tersebut. Sumpahnya untuk mempromosikan aliran data yang bebas dan teratur sesuai dengan hukum tampaknya menanggapi undang-undang data baru yang memicu kecemasan mengenai bagaimana perusahaan multinasional dapat beroperasi di negara tersebut.
Negeri Tirai Bambu tersebut juga mulai menanggapi keluhan perusahaan-perusahaan asing mengenai kurangnya transparansi dan kejelasan undang-undang baru, yang mengendalikan pergerakan data internasional.
Menurut laporan minggu ini dari Kamar Dagang Uni Eropa di China, pada September 2023 pihak berwenang meluncurkan peraturan baru dan perusahaan sangat menantikan sinyal positif ini terwujud dalam bentuk tindakan.
Adapun, pidato Xi pada Kamis (16/11) juga menandakan diskusi paling langsung mengenai perekonomian China di acara tersebut. Pidato tersebut berlangsung 30 menit di hadapan ratusan eksekutif dan pertemuannya dengan Biden lebih fokus untuk menjadikan China sebagai negara yang damai dan meredakan ketegangan dengan AS.
Mitra di Albright Stonebridge Group, Amy Celico, yang menghadiri pertemuan pemimpin China dengan para pebisnis kelas atas mengatakan bahwa ia yakin China telah menunggu untuk menilai apakah pembicaraan dengan Biden membenarkan tindakan yang lebih konkrit mengenai masalah komersial.
"Sekarang, mari kita masuk ke isu-isu komersial yang nyata yang perlu kita lihat perkembangannya,” jelasnya, dimana hal tersebut diharapkan oleh para CEO.