Bisnis.com, JAKARTA – Rangkaian pertemuan Asia Pasific Economic Cooperation (APEC) tahun ini yang berlangsung di San Fransisco, Amerika Serikat (AS) pada 11-17 November 2023, terdiri dari 21 negara yang dikelompokkan berdasarkan ekonomi.
Para pemimpin dari 21 negara tersebut nantinya akan melakukan pertemuan pada 15-17 November 2023, Presiden Joko Widodo (Jokowi) turut hadir dalam kegiatan tersebut.
Melansir dari Reuters, Kamis (16/11/2023), pertemuan Presiden AS Joe Biden dengan Presiden China Xi Jinping akan menjadi sorotan.
Apa itu APEC
Pada dasarnya, kelompok negara APEC menyumbang sekitar 62% dari PDB global dan hampir setengah dari perdagangan global.
APEC memiliki keunikan dalam mengelompokkan ekonomi dan bukan negara, yang memungkinkan partisipasi Hong Kong yang diperintah oleh Cina serta Taiwan yang diperintah secara demokratis, yang diklaim oleh Cina sebagai miliknya. Namun, India tidak tergabung dalam kelompok ini.
APEC beroperasi atas dasar komitmen-komitmen yang tidak mengikat dengan keputusan-keputusan yang diambil melalui konsensus dan komitmen-komitmen yang diambil secara sukarela.
Baca Juga
Adapun, APEC telah menjadi panggung persaingan strategis antara AS dan China, dua negara dengan ekonomi terbesar di dunia, dan semua mata akan tertuju pada KTT bilateral antara Biden dan Xi Jinping dan menjadi pertemuan kedua mereka secara langsung sejak Biden menjabat pada Januari 2021
Penasihat keamanan nasional Biden, Jake Sullivan mengatakan bahwa Biden akan berusaha untuk membangun komunikasi militer-ke-militer untuk menghindari miskomunikasi.
Pertemuan Biden dan Jinping juga diperkirakan akan membahas isu-isu global mulai dari perang Israel-Hamas hingga invasi Rusia ke Ukraina, Taiwan, hak-hak asasi manusia, serta hubungan perdagangan dan ekonomi, kata seorang pejabat senior AS.
Daftar Anggota APEC
Anggota APEC terdiri dari 21 negara, yaitu Australia, Brunei, Kanada, Chili, Cina, Hong Kong, Indonesia, Jepang, Korea Selatan, Malaysia, Meksiko, Selandia Baru, Papua Nugini, Peru, Filipina, Rusia, Singapura, Taiwan, Thailand, Amerika Serikat, dan Vietnam.
Sementara itu, upaya India untuk bergabung dengan APEC telah terhambat selama beberapa dekade. Hal itu akibat ekonomi India tidak terintegrasi ke dalam sistem global dan adanya pembekuan keanggotaan.
Fokus Pembahasan
AS telah memilih tema "Menciptakan Masa Depan yang Tangguh dan Berkelanjutan untuk Semua" untuk APEC 2023. Tema tersebut bertujuan untuk menciptakan kawasan yang "saling terhubung, inovatif, dan inklusif" serta "memajukan agenda kebijakan ekonomi yang bebas, adil, dan terbuka yang bermanfaat bagi para pekerja, bisnis, dan keluarga AS."
Forum tersebut juga menyoroti kemajuan dalam Kerangka Kerja Ekonomi Indo-Pasifik (Indo-Pacific Economic Framework/IPEF) yang beranggotakan 14 negara yang dibentuk untuk meningkatkan keterlibatan setelah mantan Presiden Donald Trump keluar dari pakta perdagangan regional pada 2017. Namun, para ahli mengatakan sejauh ini IPEF gagal meyakinkan Asia bahwa IPEF lebih dari sekadar alternatif untuk kesepakatan perdagangan yang lengkap.
Menteri Keuangan AS Janet Yellen bertemu dengan Wakil Perdana Menteri China He Lifeng pada hari Jumat dan mengatakan bahwa mereka telah sepakat untuk "mengintensifkan komunikasi" mengenai isu-isu ekonomi, sementara ia juga memperingatkan He Lifeng untuk menindak tegas perusahaan-perusahaan China yang memberikan dukungan material kepada Rusia dalam perangnya di Ukraina.
Unjuk Rasa di APEC 2023
APEC 2023 akan diwarnai dengan unjuk rasa yang menentang catatan hak asasi manusia China hingga perang di Timur Tengah dan Ukraina, yang telah memecah belah para anggota APEC.
Perpecahan ini akan menyulitkan penyusunan deklarasi KTT dan pernyataan bersama apa pun kemungkinan besar akan menjadi hambar, dengan pandangan-pandangan yang lebih kuat yang diekspresikan oleh kelompok-kelompok kecil yang terdiri dari negara-negara yang berpandangan sama.
Seperti halnya partisipasi Rusia di APEC yang terpecah setelah Rusia menginvasi Ukraina tahun lalu. Presiden Rusia Vladimir Putin yang tidak berpartisipasi pada 2022, juga tidak akan hadir pada tahun ini.
Perwakilan Hong Kong menjadi kontroversial karena kepala eksekutifnya, John Lee, berada di bawah sanksi hak asasi manusia AS. Pemerintah Hong Kong mengatakan bahwa Lee tidak akan hadir karena "masalah penjadwalan" dan sebagai gantinya, Menteri Keuangan Paul Chan yang akan hadir.
Selain itu, Presiden Taiwan juga akan diwakilakn oleh Morris Chang, pendiri produsen semikonduktor TSMC yang menghadiri KTT di Bangkok tahun lalu, juga akan mewakili pulau ini tahun ini.
Pakaian Wajib Pemimpin saat Hari Terakhir APEC
Hal yang menjadi mandatory, para pemimpin APEC mengenakan pakaian lokal untuk foto bersama di hari terakhir. Hal ini dimulai pada tahun 1993 ketika Presiden Bill Clinton mengenakan jaket bomber di Seattle. Apakah APEC tahun ini akan melanjutkan tradisi tersebut?