Bisnis.com, JAKARTA – Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyampaikan kondisi Indonesia yang terdampak dari perekonomian Amerika Serikat dan China, dalam Asia Pasific Economic Cooperation (APEC).
Diketahui, AS sedang mengalami tekanan inflasi yang menyebabkan melonjaknya suku bunga. Sementara China mengalami pelemahan perekonomian domestik, salah satunya dari sektor properti.
“Kami membahas bagaimana kemudian ekonomi ini perlu untuk merespon dengan kebijakan fiskal yang tentu tantangannya tidak mudah,” ujarnya dalam keterangan resmi, dikutip Kamis (16/11/2023).
Keputusan The Fed yang mempertahankan suku bunga tinggi untuk waktu lebih lama pun berdampak pada suku bunga dan aliran modal asing di Indonesia. Sementara pelemahan ekonomi China turut berdampak pada kinerja ekspor RI ke Negeri Tirai Bambu yang loyo.
Indonesia yang diwakili oleh Sri Mulyani, membagikan pengalaman serta pelajaran dari pemulihan ekonomi pasca pandemi. Termasuk bagaimana menjaga perekonomian di tengah guncangan-guncangan ekonomi yang telah dilewati, mulai dari bahan bakar hingga pangan dengan menggunakan instrumen APBN.
Alhasil, ekonomi Indonesia masih terus tumbuh positif, meski pada kuartal III/2023 harus melemah ke level 4,94% (year-on-year/yoy).
Baca Juga
Selain membahas status quo perekonomian global, para Menkeu dari 21 negara anggota APEC membicarakan mengenai modern supply side economy. Sri Mulyani melihat bahwa topik ini relatif baru namun menjadi penting dalam suasana politik dan fragmentasi kerja sama global.
“Indonesia menyampaikan bahwa untuk bisa meningkatkan perekonomian secara jangka panjang dan sustainable, produktivitas menjadi penting,” ungkapnya.
Sementara saat membahas isu perubahan iklim, Sri Mulyani mengakui bahwa aspek keuangan dalam pembiayaan transisi energi masih menjadi tantangan utama dan belum terselesaikan.
Terakhir, pertemuan para Menteri Keuangan APEC ini membahas mengenai ekonomi digital, mulai mata uang kripto hingga aset digital lainnya.
Para Menteri Keuangan sepakat, dengan pesatnya kemajuan teknologi kini, tema ini kedepannya akan semakin penting dan relevan bagi perekonomian seluruh dunia.