Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Tekan Impor, Kementan Genjot Optimalisasi 10 Juta Hektare Lahan Rawa

Kementan mempercepat upaya antisipasi dampak el nino guna menekan kebijakan impor, melalui akselerasi percepatan tanam di sejumlah daerah.
Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman saat ditemui di Kantor Kementerian Pertanian (Kementan), Rabu (25/10/2023) - BISNIS/Ni Luh Anggela.
Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman saat ditemui di Kantor Kementerian Pertanian (Kementan), Rabu (25/10/2023) - BISNIS/Ni Luh Anggela.

Bisnis.com, JAKARTA -- Kementerian Pertanian (Kementan) tengah berupaya mengantisipasi dampak el nino guna menekan kebijakan impor, dengan mengakselerasi percepatan tanam di sejumlah daerah. 

Adapun, hingga saat ini terdapat 10 juta hektare lebih lahan rawa yang berpotensi menambah produksi nasional. Dari total lahan terserbut, beberapa di antara telah menghasilkan 5 ton per hektare. 

Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman mengatakan untuk memaksimalkan seluruh potensi lahan rawa tersebut, maka perlu kolaborasi dan kerja sama antar stakeholder. 

"Saat ini baru 5 ton, tapi ke depan kita akan tingkatkan menjadi 7 ton per hektare. Jadi yang IP [Indeks Pertanaman] nya 1 kita naikan jadi 2 atau menjadi 3," kata Andi dalam keterangan resminya, Sabtu (18/11/2023). 

Dia pun telah meninjau sejumlah lahan, seperti di Sumatera Selatan dengan luas lahan rawa sebesar 128.000 hektare yang digarap petani untuk produksi padi. 

Tak hanya itu, para petani juga melakukan percepatan tanam untuk komoditas jagung dan hortikultura. Menurut Andi, potensi panen dari sebagian luasan lahan di sana bisa mencapai 1 juta ton gabah atau bila dikonversi menjadi beras bisa mencapai 500.000 ton.

"Dan itu baru satu provinsi, rencana kita garap di 10 provinsi di seluruh indonesia," ujarnya. 

Di samping itu, Andi menuturkan bahwa potensi keseluruhan di wilayah Sumsel mencapai 500.000 hektare dengan rata-rata Indeks Pertanaman (IP) baru 1,1. Artinya, jika IP tersebut bisa dinaikkan menjadi dua kali panen maka produksi yang ada bisa mencapai 3 juta ton.

"Anggaplah yang kita garap 400 ribu hektare itu saja bisa menghasilkan 2 juta ton gabah dan menghasilkan 1 juta ton beras," tuturnya. 

Untuk diketahui, wilayah Sumsel telah menggarap 68.000 hektare pada tahun-tahun sebelumnya di periode pertama dan masih terus berlanjut hingga saat ini. 

Adapun, produksi dari lahan yang telah digarap tersebut besar karena di atas rata-rata nasional yakni 5,4 ton per hektare. Melihat kondisi ini, Andi menilai Indonesia dapat melakukan swasembada pangan.

Bergeser ke wilayah Kalimantan Selatan, Kementan akan menyulap lahan seluas 200.000 hektare untuk penanaman komoditas strategis dalam menopang produksi nasional. Menurut Andi, lahan tersebut berpotensi menghasilkan 1 juta ton beras. 

Adapun, upaya yang dilakukan dalam optimasi lahan rawa tersebut bisa melalui rehabilitasi dan selebihnya dibangun menjadi lahan sawah.

"Indeks pertanaman lahan sawah rawa di sana satu kali setahun, kita akan naikkan menjadi dua kali. Maka, kita akan membangun tanggul sepanjang sungai, agar tersedia air dan tidak terjadi banjir," ungkapnya. 

Kementan optimistis dapat mengoptimalkan lahan rawa di Kalsel, khususnya Kab. Tanah Laut. Lokasi tersebut dulunya mengalami kendala yang menghambat pertanaman. Namun, dengan program Serasi, manajemen air ditingkatkan dan memungkinkan pertanaman pada musim hujan, yang sebelumnya sulit karena risiko banjir.

Di sisi lain, dari Sulawesi Tengah, Andi mendorong ribuan petani dan penyuluh agar terlibat langsung dalam percepatan tanam tahun ini. Baginya, keterlibatan penyuluh sangat penting untuk mencapai produksi padi setara 35 juta ton beras.

"Penyuluh dan petani merupakan garda terdepan dalam pembangunan pertanian. Sebagai garda terdepan penyuluh dan petani harus memastikan pangan tidak bersoal. Karena kita harus menyediakan pangan bagi seluruh masyarakat," pungkasnya. 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper