Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pengamat Sebut Masih Banyak Ketidaksepakatan dalam Pertemuan Joe Biden-Xi Jinping

Walaupun pertemuan Joe Biden dan Xi Jinping menghasilkan kesepakatan, masih terdapat banyak area yang tidak selaras.
Presiden China Xi Jinping dan Presiden Amerika Serikat Joe Biden dalam pertemuan 2012 di Gedung Putih, Rabu (15/11/2023). / Bloomberg
Presiden China Xi Jinping dan Presiden Amerika Serikat Joe Biden dalam pertemuan 2012 di Gedung Putih, Rabu (15/11/2023). / Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA - Pertemuan bilateral antara Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden dan China Xi Jinping telah menghasilkan beberapa kesepakatan, utamanya seperti dalam militer hingga antinarkoba. Namun, masih banyak ketidaksepakatan antara keduanya. 

Direktur Senior Dewan Keamanan Nasional (NSC) AS untuk Urusan China dan Taiwan, Sarah Beran mengatakan masih banyak area yang tidak sejalan antara AS dan China. 

"Sekarang, tentu saja, ada banyak area di mana kami tidak setuju, kami menemukan bahwa diplomasi langsung dari pemimpin ke pemimpin ini sangat penting untuk menjaga saluran komunikasi dan mengelola persaingan secara bertanggung jawab,” jelas Beran dalam Digital Press Briefing mengenai Pertemuan APEC, Presiden Biden dan Presiden Xi, Jumat (17/11/2023).

Lanjutnya, ia mengatakan ada bidang-bidang di mana keduanya memiliki kepentingan yang tumpang tindih. Pihaknya juga bekerja keras untuk pertemuan tersebut, untuk memastikan memiliki beberapa hasil utama untuk diumumkan. 

Namun, secara keseluruhan, pertemuan keduanya yang berlangsung empat jam tersebut memiliki percakapan yang jujur dan terbuka. Adapun pembicaraan yang mencakup berbagai isu penting, seperti banyak isu sulit dimana AS dan China memiliki pandangan yang berbeda.

Para pemimpin juga membahas soal isu transnasional, seperti utang jaminan kesehatan di negara-negara berkembang dan mendesak mempercepat upaya mengatasi krisis iklim. 

“Secara keseluruhan, pandangan kami adalah pertemuan ini sangat penting untuk memperkenalkan stabilitas yang lebih besar dalam hubungan AS-China,” tuturnya. 

Adapun ia menjelaskan bahwa kebijakan AS terhadap China berfokus pada penyelarasan investasi dan persaingan. Namun, menurutnya, diplomasi tersebut adalah yang tepat untuk mengelola hubungan yang kompetitif.

Berdasarkan catatan Bisnisdalam pidato sebelum melakukan pertemuan bilateral dengan Xi, ia menyinggung bahwa walaupun keduanya sudah saling mengenal, keduanya juga tidak selalu setuju. 

“Tuan Presiden, kita sudah saling mengenal sejak lama. Kita tidak selalu sepakat, dan itu tidak mengejutkan siapa pun, tetapi pertemuan kita selalu jujur, lugas, dan bermanfaat. Saya tidak pernah meragukan apa yang telah Anda sampaikan kepada saya dalam hal sifat jujur Anda dalam berbicara,” jelas Biden 

Kemudian, di lain sisi,  Biden juga sempat mengatakan kepada wartawan bahwa ia tidak mengubah pandangannya bahwa Xi adalah seorang diktator. Komentar ini mungkin akan membuat pihak China menjadi marah. 

“Maksud saya, dia adalah seorang diktator dalam artian dia adalah orang yang menjalankan negara yang merupakan negara komunis,” kata Biden.

Adapun, menurut pejabat AS kepada wartawan setelah pertemuan tersebut, Xi mengatakan kepada Biden bahwa pandangan negatif Partai Komunis di AS tidak adil.

Kedua pemimpin juga sepakat bahwa tim mereka akan menindaklanjuti diskusi yang dilakukan di San Fransisco, dengan melanjutkan diplomasi dan interaksi tingkat tinggi. Hal ini seperti kunjungan kedua negara, konsultasi di tingkat kerja di bidang-bidang utama yang berlangsung. 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper