Bisnis.com, JAKARTA- Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan kinerja impor bahan baku/penolong yang kembali melemah pada Oktober 2023. Kendati kontribusi terhadap total impor masih yang tertinggi dengan porsi 71%.
Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS, Pudji Ismartini mengatakan pelemahan nilai impor bahan baku/penolong terlihat dari pertumbuhan terendah sebesar 5,87% (month-to-month/mtm) pada Oktober 2023.
"Kenaikan terendah terjadi pada impor bahan baku/penolong yang naik 5,87% utamanya didorong oleh kenaikan impor komoditas mesin atau peralatan mekanis dan bagiannya, mesin atau perlengkapan elektrik dan bagiannya, serta logam mulia dan perhiasan atau permata," kata Pudji, Rabu (15/11/2023).
Secara bulanan, impor bahan baku/penolong tercatat senilai US$13,44 miliar pada Oktober 2023 atau naik dari bulan sebelumnya sebesar US$12,69 miliar. Angka tersebut masih lebih rendah dari Oktober 2022 sebesar US$14,31 miliar atau turun 6,08% (year-on-year/yoy).
Di sisi lain, impor barang modal mengalami peningkatan secara bulanan maupun tahunan. Adapun, nilai impor barang modal Oktober 2023 sebesar US$1,82 miliar, naik dari September 2023 sebesar US$12,69 miliar.
"Impor barang modal naik 14,52%, kenaikan didorong oleh kenaikan impor komoditas mesin atau perlengkapan elektrik dan bagiannya, mesin dan peralatan mekanis dan bagiannya, kemudian kapal petahu dan struktur terapung," terangnya.
Baca Juga
Sebagai informasi, pada Oktober 2023 total nilai impor mencapai US$18,67 miliar atau naik 7,68% secara bulanan. Nilai impor tersebut didukung oleh kenaikan impor nonmigas sebesar 10,37% dengan nilai impor US$15,47 miliar.
"Mesin dan perlengkapan elektrik dan bagiannya naik 21,06%, mesin dan peralatan melanis serta bagiannya naik 11,9%, dan serelia naik 23,52%," jelasnya.