Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Impor Beras 500.000 Ton Batal, Bulog Ungkap Biang Keroknya

Perum Bulog batalkan kuota impor 500.000 ton beras di akhir tahun ini.
Ilustrasi beras impor tiba di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara, Jumat (16/12/2022) / BISNIS-Annasa Rizki Kamalina.
Ilustrasi beras impor tiba di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara, Jumat (16/12/2022) / BISNIS-Annasa Rizki Kamalina.

Bisnis.com, JAKARTA - Perum Bulog batalkan kuota impor 500.000 ton beras di akhir tahun ini gara-gara kapasitas pelabuhan.

Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso (Buwas) membeberkan, dari kuota tambahan impor beras sebanyak 1,5 juta ton, pihaknya hanya mampu menekan kontrak sebanyak 1 juta ton. Dia menyebut, kapasitas pelabuhan yang terbatas menjadi salah satu alasan realisasi impor tambahan hanya 1 juta ton.

"Kontrak itu berkaitan dengan kemampuan bongkar muatan. Karena daya bongkar pelabuhan kita enggak mampu. Kalau 20.000 ton aja kita bongkar bisa 6 hari," ujar Buwas saat ditemui di sela-sela Rapat Kerja bersama Komisi IV DPR-RI, Rabu (8/11/2023).

Selain itu, Buwas menyebut pelemahan Rupiah terhadap dolar telah mempengaruhi harga beras di pasar global. Hal itu, kata dia juga menjadi berdampak terhadap kemampuan Bulog untuk membeli beras impor.

"Kalau harga belinya lebih mahal, ya enggak ada gunanya. Situasi Dolar naik segala macam akan mempengaruhi harga beli," tuturnya.

Menurutnya, meskipun sisa kuota impor tahun ini tersisa 500.000 ton, tetapi Bulog tidak dapat menggunakannya untuk pengadaan di 2024. Dengan begitu, impor beras yang akan masuk di awal tahun dari kontrak 2023 dipastikan hanya 1 juta ton.

"500.000 ton hangus, enggak bisa carry over. Yang carry over hanya [beras impor] yang terkontrak tahun ini," kata Buwas.

Sementara itu, Kepala Bapanas, Arief Prasetyo Adi menjelaskan bahwa penugasan impor beras tambahan tahun ini sebanyak 1,5 juta ton hanya berlaku sampai dengan 31 Desember 2023.

Setali tiga uang, Arief menyebut kapasitas pelabuhan dan bongkar muatan menjadi pertimbangan Bulog dalam menekan kontrak beras impor.

"Karena kemampuan bongkar itu," kata Arief di DPR, Rabu (8/11/2023).

Kendati begitu, Arief mengatakan pihaknya masih mengusahakan agar kuota impor beras 500.000 ton berpeluang tidak hangus di akhir tahun alias masih dapat dieksekusi Bulog di tahun depan. Menurutnya, persoalan tersebut sudah didiskusikan dirinya dengan presiden.

"Udah dibahas nanti kita diskusi lagi yang 500.000 [ton]. Harusnya sih enggak hangus," kata Arief.

Adapun selama 2023, pemerintah telah mengeluarkan penugasan impor beras mencapai 3,5 juta ton kepada Bulog. Secara terperinci, penugasan impor 2 juta ton dikeluarkan pada awal tahun, sedangkan penugasan impor 1,5 juta ton dikeluarkan pemerintah sejak Oktober 2023 lalu. Adanya El Nino yang menekan produksi beras dalam negeri hingga stabilitas harga menjadi dalih pemerintah untuk mendatangkan beras dari luar negeri.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Dwi Rachmawati
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper