Bisnis.com, JAKARTA – Bank Indonesia (BI) mencatat terjadi aliran masuk modal asing sebesar Rp16,98 triliun ke pasar keuangan domestik melalui instrumen Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI).
Kepala Departemen Pengelolaan Moneter BI Edi Susianto Bank Indonesia (BI) menyampaikan bahwa total outstanding SRBI per 6 November 2023 telah mencapai Rp144,31 triliun.
Dari jumlah tersebut, SRBI yang diperdagangkan di pasar sekunder adalah sebesar Rp27,99 triliun, di mana Rp16,98 triliun dimiliki asing.
"Kepemilikan asing di SRBI per 6 November Rp16,98 triliun, lebih dari US$ 1 miliar sudah masuk," kata Edi dalam acara Taklimat Media, Rabu (8/11/2023).
Pada kesempatan yang sama, Kepala Departemen Pengembangan Pasar Keuangan (DPPK) BI Donny Hutabarat menyampaikan bahwa pasar sekunder SRBI sudah cukup berkembang, tercermin dari kepemilikan asing di atas US$1 miliar di SRBI.
Kondisi ini pun mendukung penguatan rupiah belakangan ini, setelah sempat mengalami tekanan besar akibat volatilitas global.
Baca Juga
“Pasti ada kaitannya dengan masuknya offshore dan berkontribusi pada penguatan rupiah,” katanya.
Bisnis mencatat, rupiah pada perdagangan Rabu (8/11/2023) dibuka menguat 38 poin atau 0,24% menuju level Rp15.598 per dolar AS, saat indeks dolar AS menguat tipis 0,07% ke 105,61.
Perkembangan ini sejalan juga dengan penguatan ata uang di kawasan Asia, seperti Ringgit Malaysia yang menguat 0,06%, diikuti baht Thailand 0,07%, dan peso Filipina 0,14%. Won Korea juga menguat 0,29% dan yuan China naik sebesar 0,12%.