Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

IMF Naikkan Outlook Ekonomi China hingga 2024

IMF menaikkan proyeksi PDB China hingga 2024 karena kinerja yang lebih kuat dari yang diharapkan pada kuartal III/2023 dan berbagai kebijakan yang diterapkan.
Tembok China/wikipedia
Tembok China/wikipedia

Bisnis.com, JAKARTA - Dana Moneter Internasional (IMF) menaikkan proyeksinya untuk pertumbuhan ekonomi tahunan China pada 2023 dan 2024, karena telah mencatat kinerja yang lebih kuat dari yang diharapkan pada kuartal III/2023. China juga menerapkan berbagai kebijakan untuk mendukung pemulihan.

Menurut laporan Article IV Mission yang dirilis Selasa (7/11/2023) IMF memperkirakan Produk Domestik Bruto (PDB) China akan tumbuh sebesar 5,4% pada 2023 dan 4,6% pada 2024. Angka tersebut masing-masing lebih tinggi 0,4 poin persentase lebih tinggi dari proyeksi IMF pada Oktober 2023.

“[Rencana China baru-baru ini untuk menerbitkan lebih banyak utang negara akan membantu pemulihan ekonomi dan] merupakan salah satu alasan kami meningkatkan proyeksi pertumbuhan kami,” jelas Wakil Direktur Pelaksana Pertama IMF Gita Gopinath, seperti dikutip dari Bloomberg, Rabu (8/11).

IMF mencatat bahwa pertumbuhan yang lebih lambat pada 2024 kemungkinan besar disebabkan oleh risiko-risiko yang sedang berlangsung dari penurunan properti dan lemahnya permintaan eksternal. 

Kemudian, IMF juga meminta pemerintah untuk terus berupaya mengendalikan risiko dari pasar properti dan utang pemerintah daerah untuk meningkatkan sentimen dan prospek pertumbuhan jangka pendek.

Untuk diketahui, data terbaru menunjukan pemulihan yang masih rapuh dengan tantangan yang terus ada kedepannya.  Aktivitas pabrik kembali mengalami kontraksi pada Oktober 2023, sektor jasa melemah, impor yang meningkat, ekspor menurun lebih dari yang diperkirakan dan tekanan deflasi masih terlihat.

Gopinath dalam pernyataannya, mengatakan bahwa pihak  berwenang harus mempercepat keluarnya para pengembang yang tidak layak dan mengijinkan harga rumah yang lebih fleksibel sebagai bagian dari "paket kebijakan yang komprehensif" untuk mendukung pasar properti

Ia juga mendorong pemerintah pusat untuk melakukan reformasi kerangka fiskal dan restrukturisasi neraca keuangan untuk mengatasi tekanan utang daerah.

"Reorientasi pengeluaran fiskal untuk rumah tangga dan pelonggaran tambahan melalui suku bunga akan mendukung pertumbuhan dan investasi," jelasnya. 

Gopinath juga menuturkan bahwa fleksibilitas nilai tukar yang lebih besar akan membantu menyerap guncangan eksternal dan memperkuat transmisi kebijakan moneter.

Suku bunga yang lebih tinggi untuk jangka waktu yang lebih lama di AS berarti dinilai bahwa sumber tekanan fundamental terhadap yuan akan tetap ada. Dengan membuat yuan lebih fleksibel dan memangkas suku bunga, maka akan membantu inflasi China yang lemah kembali ke target. IMF juga tidak memperkirakan tren deflasi umum.

IMF memproyeksikan inflasi inti, yang menghilangkan harga pangan dan energi yang bergejolak, akan naik menjadi 2,1% pada akhir 2024 dari 0,8% saat ini.

Ia juga meminta China untuk melakukan reformasi struktural yang berbasis luas dan pro-pasar untuk meningkatkan produktivitas dan menyeimbangkan perekonomian. Hal ini untuk mengatasi tantangan seperti populasi yang menua dan berkurangnya laba atas investasi. Reformasi struktural tersebut juga dinilai penting untuk menarik investor asing.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper