Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kejar Kapasitas Setrum 1 GW, Pertamina Geothermal (PGEO) Kunci Pendanaan Rp4,11 Triliun

PT Pertamina Geothermal Energy Tbk. (PGEO) telah mengunci pendanaan sekitar Rp4,11 triliun untuk menambah kapasitas PLTP hingga 1 GW.
Pengecekan rutin pembangkit listrik tenaga panas bumi milik PT. Pertamina Geothermal Energy/JIBI-Nurul Hidayat
Pengecekan rutin pembangkit listrik tenaga panas bumi milik PT. Pertamina Geothermal Energy/JIBI-Nurul Hidayat

Bisnis.com, JAKARTA —PT Pertamina Geothermal Energy Tbk. (PGEO) telah mengunci pendanaan sekitar US$265 juta atau setara dengan Rp4,11 triliun (asumsi kurs Rp15.520 per dolar AS) untuk akselerasi peningkatan kapasitas pembangkit listrik panas bumi (PLTP) hingga 1 gigawatt (GW) selama 2 tahun mendatang. 

Program 1 GW itu berkaitan dengan identifikasi PGE soal potensi tambahan kapasitas 340 megawatt (MW) daya setrum potensial yang bisa dikembangkan untuk diutilisasi ke dalam kapasitas terpasang saat ini 672 MW. 

“Dari 340 MW tersebut yang 165 MW sudah ada final investment decision (FID), sementara yang 175 MW target FID-nya di awal 2024,” kata Direktur Keuangan PGEONelwin Aldriansyah saat dikonfirmasi, Senin (6/11/2023). 

Beberapa potensi tambahan daya itu berasal dari lapangan panas bumi milik PGEO, di antaranya Lumut Balai (40 MW), Lumut Balai Unit 2 (55 MW) Hululais Unit 1 dan 2 (110 MW), Hululais Binary Unit (60 MW), Ulubelu (40 MW), Lahendong (35 MW). 

Nelwin menuturkan, sebagian besar pendanaan untuk utilisasi panas bumi Lumut Balai Unit 2 berasal dari pinjaman Japan International Cooperation Agency (JICA). Badan bantuan pembangunan luar negeri Jepang itu memberikan pinjaman sebesar 26.966 yen atau US$188.618 (sekitar Rp2,83 triliun) untuk proyek tersebut. 

Sementara investasi untuk Hulu Lais dan cogeneration sebesar 175 MW menggunakan IPO proceed dan kas internal dari perusahaan. Total investasi untuk program peningkatan kapasitas 340 MW itu mencapai sekitaran US$800 juta setara dengan Rp12,41 triliun. 

“Hulu Lais power plant-nya akan dibangun oleh PLN. Namun, untuk infrastruktur wellpad dan pemipaan investasinya dari PGE,” kata dia. 

Saat ini, PGEO memiliki total kapasitas sebesar 1.887 megawatt dari 13 wilayah kerja panas bumi dengan rincian 672 megawatt dari operasional sendiri dan 1.205 megawaat dari kontrak dengan klien.

Direktur Utama PGEO Julfi Hadi mengatakan, perseroan menargetkan kapasitas terpasang milik sendiri sebesar 1 GW dalam 2 tahun ke depan. Bahkan dalam 5 tahun, kapasitas terpasang PGEO digadang-gadang dapat mencapai 1,2 GW. 

Target tersebut diprediksi memakan investasi hingga US$900 juta yang rencananya akan dibiayai melalui sisa dana initial public offering (IPO), fasilitas kredit, kas internal, serta penerbitan obligasi.

“Kendala kita di panas bumi itu adalah komersial jadi kita akan buat produk sekunder, seperti hidrogen, metanol untuk jalan menuju FID [final investment decision], produk itu akan support dari sisi komersial proyek,” kata Julfi saat ditemui di Tangerang, Kamis (13/7/2023). 

Sepanjang tahun ini, PGEO menganggarkan belanja modal sebesar US$163 juta atau setara Rp2,59 triliun. Perinciannya, sebanyak US$80 juta akan digunakan sebagai pengembangan wilayah panas bumi dan sebanyak US$83 juta akan digunakan sebagai pemeliharaan. 

Rencannya tahun depan, belanja modal akan dikerek ke level US$550 juta atau setara Rp8,74 triliun (kurs jisdor Rp15.897). Penggunaan belanja modal seluruhnya akan dialokasikan untuk ambisi penambahan kapasitas hingga 1 GW dalam 2 tahun.  

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper