Bisnis.com, JAKARTA- Ketiga pasangan calon atau paslon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres) memiliki target serupa dalam hal memajukan industri manufaktur, meski satu sama lainnya memiliki strategi yang berbeda.
Ketiga paslon ini sama-sama berkomitmen untuk melanjutkan hilirisasi dan industrialisasi, salah satu yang ditargetkan yakni pertumbuhan signifikan dari industri pengolahan, mengingat kontribusi yang cukup besar terhadap produk domestik bruto (PDB) Indonesia.
Sebagaimana diketahui, kontribusi sektor manufaktur terus mengalami penurunan dalam beberapa tahun terakhir. Sebagai gambaran, pada kuartal I/2019 manufaktur menyumbang 20%, kemudian turun pada kuartal I/2020 menjadi 19,98%.
Pada kuartal I/2021, sumbangan terhadap PDB dari sektor ini pun terus melemah ke level 19,84% yang kemudian turun signifikan pada kuartal I/2022 ke angka 19,19%. Pada kuartal I/2023, kontribusi manufaktur tercatat 18,57% terhadap PDB.
Proporsinya terus melemah dari tahun ke tahun bahkan nyaris kembali ke tahun 1991, era sebelum reformasi. Kala itu, manufaktur memberikan sumbangan sebesar 18,14%. Adapun, penurunan porsi manufaktur pada PDB mulai terjadi setelah mencapai rekor tertinggi 31,95% pada 2002.
Lantas, apa yang akan dilakukan pasangan capres-cawapres pengganti Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk mendongrak kinerja manufaktur dan terhindar dari ancaman deindustrialisasi?
Baca Juga
Berikut Misi Prabowo, Anies, dan Ganjar di Sektor Manufaktur
1. Visi Ekonomi Prabowo dan Gibran
Dari total 8 misi Asta Cita yang diusung pasangan Prabowo Subiant dan Gibran Rakabuming Raka, tak ada yang menyebutkan secara spesifik strategi untuk meningkatkan kinerja industri pengolahan nonmigas untuk periode mendatang.
Namun, keduanya mencanangkan untuk melanjutkan hilirisasi dan industrialisasi untuk meningkatkan nilai tambah di dalam negeri. Dalam hal ini, Prabowo disebut akan melanjutkan program hilirisasi dan industrialisasi berbasiskan sumber daya alam (SDA). Khususnya, untuk membuka lapangan kerja seluas-luasnya dalam mewujudkan keadilan ekonomi.
2. Visi Ekonomi Anies dan Muhaimin (Cak Imin)
Di sisi lain, pasangan Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar berkomitmen untuk mendorong hilirisasi dan kebangkitan industri (reindustrialisasi) dengan target kontribusi industri manufaktur terhadap PDB dari 18,34% (2022) menuju 22%-23% (2029).
Tak hanya itu, keduanya juga berjanji akan memberikan insentif bagi pengembangan industri manufaktur yang menyerap tenaga kerja dalam jumlah besar.
Salah satu strategi untuk mencapainya yakni dengan membangun kawasan industri khususunya di berbagai wilayah luar Jawa yang berbasis sumber daya lokal dan terhubung dengan rantai pasok global.
Lebih lanjut, paslon ini akan meningkatkan kualitas dan kesiapan tenaga kerja melalui penguatan pendidikan vokasi bekerja sama dengan para pelaku industri.
Hal tersebut dilakukan untuk menciptakan lapangan kerja berkualitas di seluruh sektor, termasuk di sektor industri manufaktur guna menurunkan tingkat pengangguran terbuka dari 5,45% (Feb 2023) menjadi 3,5%-4,0% (2029).
Sebagai tambahan, keduanya juga disebut akan membangun pusat desain industri (industrial design center) di bawah Kementerian Perindustrian yang langsung melayani kebutuhan riset, desain, dan rekayasa produk bagi industri manufaktur dengan prioritas produk-produk yang dibutuhkan masyarakat sekaligus menaikkan daya saing Indonesia di pasar global.
3. Visi Ekonomi Ganjar dan Mahfud MD
Tak mau kalah, Ganjar Pranowo dan Mahfud MD juga memberikan janji manis dalam hal optimalisasi industrialisasi dan penyusunan kebijakan untuk memanfaatkan hasil inovasi dan riset dalam negeri.
Paslon ini menargetkan pertumbuhan industri manufaktur sebesar 7,5%-8% sebagai strategi untuk keluar dari middle income trap secara inklusif dengan meningkatkan peran koperasi dan UMKM, dukungan usaha, dan lainnya.
Keduanya meyakini bhawa optimalisasi Kawasan Ekonomi Khusus untuk mempercepat industrialisasi dan investasi. Ganjar dan Mahfud juga akan memaksimalkan inovasi dan kreativitas, mengingat Indonesia memiliki rantai pasok yang lengkap, dari mulai bahan mentah, tenaga kerja terampil dan pasar yang besar.