Bisnis.com, JAKARTA – Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia akan tumbuh sebesar 5,1% secara tahunan (year-on-year/yoy) pada kuartal III/2023.
Pertumbuhan ekonomi tersebut diperkirakan melambat jika dibandingkan dengan capaian pertumbuhan ekonomi pada kuartal II/2023 yang sebesar 5,17% yoy.
Menurutnya, pertumbuhan ekonomi pada kuartal III/2023 akan didukung oleh konsumsi domestik yang meningkat, seiring dengan aktivitas menjelang Pemilu, serta inflasi yang relatif terkendali.
Selain itu, investasi bangunan daan nonbangunan mulai dalam tren meningkat seiring dengan progres penyelesaian pembangunan Proyek Strategis Nasional (PSN).
“Kami melihat di kuartal III yang nanti baru akan diterbitkan bulan depan masih bisa tumbuh di 5,1% dan keseluruhan tahun kami memperkirakan pertumbuhan ekonomi kita masih di 5,1%,” katanya dalam Konferensi Pers APBN Kita, Kamis (26/10/2023).
Sri Mulyani mengatakan, optimisme masyarakat masih cukup terjaga, dengan Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) yang tercatat sebesar 121,7 pada September 2023, meski dinamika global semakin menantang.
Baca Juga
Dari sisi manufaktur, PMI manufaktur Indonesia juga masih ekspansif pada level 53,3 pada September 2023. Konsumsi listrik pada periode yang sama tumbuh positif 0,4% meski melambat.
Indeks penjualan riil pada September 2023 juga masih tumbuh positif meski melambat menjadi sebesar 1%.
“Meskipun dengan situasi yang cukup menekan dan dinamis, konsumsi masih terjaga confidence-nya dan kita menjaga stabilitas ekonomi melalui berbagai alat kebijakan dan instrumen yang kita miliki,” kata Sri Mulyani.
Menurutnya, perkembangan ini juga sejalan dengan proyeksi berbagai lembaga internasional, seperti Dana Moneter Internasional (IMF) dan Bank Dunia yang memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia akan mencapai 5,0% pada akhir 2023.
Demikian pula konsensus Bloomberg yang memperkirakan ekonomi Indonesia akan tumbuh 5,0% tahun ini, sementara proyeksi OECD sedikit lebih rendah di 4,9%.