Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

KCIC Pede Kereta Cepat WHOOSH Balik Modal Dalam 40 Tahun, Ini Strateginya

PT KCIC optimistis proyek Kereta Cepat WHOOSH Indonesia dapat mencapai break even point (BEP) atau balik modal dalam waktu sekitar 40 tahun.
Rangkaian Electric Multiple Unit (EMU) Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB) saat berada di Stasiun KCJB Padalarang, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat, Rabu (13/9/2023). Bisnis/Rachman
Rangkaian Electric Multiple Unit (EMU) Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB) saat berada di Stasiun KCJB Padalarang, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat, Rabu (13/9/2023). Bisnis/Rachman

Bisnis.com, BANDUNG – PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) optimistis proyek Kereta Cepat WHOOSH Indonesia dapat mencapai break even point (BEP) atau balik modal dalam waktu sekitar 40 tahun.

Seiring dengan hal tersebut, sejumlah strategi mulai dari pengembangan kawasan properti di sekitar stasiun hingga penjualan hak penamaan eksklusif (naming rights) stasiun akan terus diupayakan.

Pernyataan ini menanggapi pernyataan Ekonom Senior Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Faisal Basri yang menyebut bahwa Kereta Cepat Jakarta-Bandung baru akan balik modal dalam waktu lebih dari 100 tahun alias 1 abad.

Direktur Utama KCIC Dwiyana Slamet Riyadi mengatakan, proyek kereta cepat dapat mencapai break even point dalam waktu 40 tahun ke depan. Dia menuturkan, proyeksi tersebut didapat seiring dengan upaya KCIC untuk mengembangkan seluruh segmen penerimaan kereta cepat, baik tiket maupun non tiket (non fare box).

"Jadi, waktu balik modal sekitar 40 tahun. Memang infrastruktur perkeretaapian seperti itu masa pengembalian modalnya. Apalagi KCIC beli lahan sendiri," kata Dwiyana di Stasiun KCIC Halim, Jakarta, dikutip Selasa (17/10/2023).

Salah satu strategi KCIC adalah pengembangan properti di kawasan sekitar stasiun kereta cepat. Dwiyana mencontohkan, saat ini pihaknya tengah berupaya mengembangkan kawasan transit oriented development atau TOD di Stasiun Halim.

Dwiyana mengatakan, saat ini pihaknya tengah mengkaji pengembangan kawasan TOD di sekitar Stasiun Halim pada lahan seluas 2,6 hektare. Dia juga mengklaim sudah cukup banyak calon investor yang berminat pada lahan ini.

Dwiyana melanjutkan,  pengembangan TOD pertama akan dilaksanakan di Stasiun Halim karena perusahaan telah selesai mengakuisisi lahannya. Dia mengatakan, saat ini KCIC tengah mencari investor yang akan memberi nilai tambah terbaik pada kawasan tersebut.

Selain pengembangan properti, Dwiyana mengatakan pihaknya juga tengah memasarkan hak penamaan eksklusif stasiun kereta cepat atau naming rights. Dia menuturkan, KCIC masih terus mempertimbangkan calon-calon mitra yang jenama atau brand-nya menjadi nama stasiun kereta cepat.

Dia juga mengatakan, kesempatan untuk naming rights terbuka baik untuk Badan Usaha Milik Negara maupun pihak swasta.

“Misal nanti ada pihak swasta yang tidak terlalu terkait dengan KCIC menawar (naming rights) lebih mahal sedikit, itu pasti akan kami pertimbangkan,” jelas Dwiyana.

Dwiyana menambahkan, untuk saat ini kontributor penerimaan terbesar Kereta Cepat WHOOSH Indonesia akan bersumber dari pendapatan tiket. Namun, segmen pendapatan non-tarif ke depannya akan menjadi penyumbang penerimaan yang optimal.

Dia menjelaskan, penataan sektor pendapatan tiket akan berimbas pada bertumbuhnya jumlah penumpang atau ridership kereta cepat. Setelah adanya pertumbuhan penumpang kereta cepat yang optimal, Dwiyana optimistis nantinya akan banyak investor yang berminat untuk turt berkontribusi ke segmen pendapatan non-tarif kereta cepat.

“Dari pengalaman dan historis pada beberapa perusahaan kereta api di Eropa atau Jepang pasti begitu. Trennya pendapatan tiket dulu, baru dari pendapatan nontiket," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper