Bisnis.com, JAKARTA - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat produksi beras 2023 diperkirakan sebanyak 30,90 juta ton, turun 2,05% atau 0,65 juta ton.
Plt. BPS Amalia Adininggar Widyasanti mengatakan penurunan produksi beras pada 2023 terjadi seiring dengan penurunan produksi gabah dan luas panen pada 2023. Adapun luas produksi gabah sepanjang Januari - September 2023 sebanyak 45,33 juta ton gabah kering giling (GKG) mengalami penurunan sebanyak 0,11 juta ton atau 0,23% dibandingkan periode yang sama di tahun lalu.
"Potensi sepanjang Oktober - Desember 2023 diperkirakan mencapai 8,3 juta ton GKG, turun 1,02 juta ton atau 10,93 persen dibandingkan periode yang sama di tahun lalu sebesar 9,32 juta ton," ujar Amalia, Senin (16/9/2023).
Penurunan luas panen terjadi hampir di seluruh wilayah sentra produksi beras. Adapun BPS memperkirakan luas panen 2023 mencapai 10,2 juta hektare atau turun sebesar 0,26 juta hektare dibandingkan luas panen 2022.
Adapun data luas baku lahan sawah sejak 2019 seluas 7,46 juta hektare. Amalia menyebut wilayah penyumbang utama penurunan luas panen 2023 yakni Jawa Barat, Sulawesi Selatan, Jawa Tengah dan Sulawesi Selatan.
"Ketiga provinsi itu adalah lumbung padi nasional," kata Amalia.
Baca Juga
Secara spasial berdasarkan pulau, penurunan luas panen padi sepanjang 2023 diperkirakan terjadi di wilayah Jawa turun 0,17 juta hektare atau turun 3,05%, Sulawesi turun 0,07 juta hektare atau turun 4,7 persen, Maluku dan Papua diperkirakan turun 450 hektare atau turun 0,53%, Kalimantan turun 0,04 juta hektare atau turun 6%.
Adapun, pada September 2023, penurunan terjadi di 13 Provinsi dan lima provinsi yang mengalami penurunan luas panen tertinggi dibandingkan September 2022 yakni Sulawesi Selatan turun 14,68%; Jawa Barat turun 13,04%; Jawa Tengah turun 15,62%; dan Banten turun 19,91%.
Dia menyebut salah satu penyebab utama penurunan luas panen padi karena adanya kekeringan yang berkepanjangan.
"Akibat El Nino menyebabkan gagal tanam dan gagal panen di banyak wilayah di Indonesia," tuturnya.