Bisnis.com, JAKARTA — Pemerintah memastikan akan mematok harga gas dari hulu untuk badan usaha pengembang jaringan gas rumah tangga atau jargas dipatok di level US$4,72 per MMbtu. Insentif harga gas khusus itu diharapkan dapat mengakselerasi pengerjaan proyek yang telah lama jalan di tempat.
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif mengatakan, pemerintah tengah mematangkan revisi Perpres Nomor 6 Tahun 2019 tentang Penyediaan dan Pendistribusian Gas Bumi Melalui Jaringan Transmisi dan/atau Distribusi Gas Bumi Untuk Rumah Tangga dan Pelanggan Kecil.
Lewat revisi itu, pemerintah bakal mengajak lebih intens keikutsertaan swasta lewat penawaran kerja sama pemerintah dan badan usaha (KPBU) pada pengerjaan proyek tersebut.
“Nah, sekarang Perpresnya akan direvisi sehingga KPBU bisa jalan, jadi badan usaha bisa jalan dengan adanya ini kita bisa mengeroyok target itu, jadi selain porsi PGN nanti ada KPBU,” kata Arifin saat ditemui di Kementerian ESDM, Jakarta, Jumat (13/10/2023).
Pemerintah belakangan memutuskan untuk memangkas target pembangunan jargas dari semula dipatok 4 juta sambungan menjadi 2,5 juta sambungan rumah hingga akhir 2024.
Keputusan itu diambil dalam rapat terbatas yang dipimpin Presiden Joko Widodo atau Jokowi di Istana Merdeka, Jakarta, Kamis (12/10/2023). Ratas itu turut dihadiri jajaran menteri koordinator dan teknis terkait.
Baca Juga
“Dari Kementerian ESDM juga nanti kita harapkan nanti ada anggaran dari APBN dari penerimaan negara bukan pajak (PNBP) kita harapkan bisa dipakai untuk bangun Jargas ramai-ramai” kata dia.
Seperti diberitakan sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menerangkan revisi tersebut dilakukan lantaran realisasi pembangunan jaringan gas yang masih minim hingga saat ini.
Airlangga memerinci realisasi sambungan gas ke rumah baru mencapai 835.000 rumah dengan rincian 241.000 berasal dari PT PGN Tbk. dan 549.000 berasal dari pemerintah.
"Kan targetnya semula 4 juta rumah cuma dengan capaian sekitar 800.000, ini target 4 juta pada 2024 sulit tercapai. Jadi dari 835.000 sambungan sekarang diharapkan bisa ditingkatkan menjadi 2,5 juta pada 2024," katanya di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Kamis (12/10/2023).
Dalam perubahan beleid itu juga akan dijamin harga jual gas di hulu supaya meningkatkan minat swasta. Airlangga mengatakan, kepastian harga US$4,72 per MMbtu itu diharapkan dapat mengundang minat investor saat ini.
“Permintaan dari Menteri ESDM angka US$4,72 per MMbtu itu ada di header-header daripada distribusi untuk daripada pipa jargas sehingga KPBU bisa kerja dari sana,” kata dia.