Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Efek Transisi Energi, Industri Batu Bara Bisa Kehilangan 1 Juta Pekerjaan

Penelitian menunjukan bahwa industri batu bara mungkin harus kehilangan hampir 1 juta pekerjaan pada 2050 akibat transisi energi global.
fasilitas conveyor belt di salah satu tambang batu bara Australia/ Bloomberg
fasilitas conveyor belt di salah satu tambang batu bara Australia/ Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA - Penelitian menunjukan bahwa industri batu bara global mungkin harus kehilangan hampir 1 juta pekerjaan pada 2050, bahkan tanpa janji lebih lanjut untuk penggunaan bahan bakar fosil dengan China dan India yang menghadapi kerugian terbesar. 

Ratusan tambang batu bara yang mempekerjakan banyak tenaga kerja diperkirakan akan ditutup dalam beberapa dekade mendatang karena telah mencapai akhir umur operasional mereka. Negara-negara akan beralih dari batu bara ke sumber energi rendah karbon yang lebih bersih. 

Namun, sebagian besar tambang yang mungkin akan ditutup tidak memiliki perencanaan apapun untuk memperpanjang umur operasi tersebut, atau mengelola transisi energi ke ekonomi pasca-batu bara. Hal ini menjadi peringatan dari Global Energy Monitor (GEM), think tank asal Amerika Serikat (AS). 

Manajer proyek Global Coal Mine Tracker GEM mengatakan bahwa pemerintah perlu membuat rencana untuk memastikan pekerja tidak menderita akibat transisi energi. 

"Penutupan tambang batu bara adalah hal yang tak terhindarkan, tetapi penderitaan ekonomi dan konflik sosial bagi para pekerja tidak perlu terjadi," ungkapnya, seperti dikutip dari Reuters, Selasa (10/10/23). 

GEM meneliti 4.300 proyek tambang batu bara aktif dan yang diusulkan di seluruh dunia yang melibatkan total tenaga kerja hampir 2,7 juta orang. Dari penelitian tersebut, mereka menemukan bahwa lebih dari 400.000 pekerja bekerja di tambang yang akan berhenti beroperasi sebelum tahun 2035.

Jika ada rencana untuk mengurangi penggunaan batu bara untuk membatasi pemanasan global hingga 1,5 derajat celcius, GEM memperkirakan bahwa hanya dibutuhkan sekitar 250.000 pekerja tambang di seluruh dunia, yakni kurang dari 10 persen dari tenaga kerja saat ini.

Sebagai catatan, menurut perkiraan GEM, industri batu bara China yang terbesar di dunia, saat ini mempekerjakan lebih dari 1,5 juta orang. Sebanyak 1 juta pekerjaan global diperkirakan akan hilang dari seluruh dunia pada 1050, dengan lebih dari 240.000 pekerjaan akan hilang di provinsi Shanxi saja.

Sektor batu bara China sendiri telah mengalami beberapa gelombang restrukturisasi dalam beberapa dekade terakhir. Banyak distrik tambang di bagian utara dan timur laut, yang berjuang untuk menemukan sumber pertumbuhan dan lapangan kerja alternatif, setelah penutupan tambang. 

Direktur program GEM untuk batu bara Ryan Driskell Tate juga mengatakan bahwa industri batu bara secara keseluruhan memiliki reputasi yang sangat buruk dalam perlakuannya terhadap para pekerja. 

"Yang kita butuhkan adalah perencanaan proaktif bagi pekerja dan komunitas batu bara... sehingga industri dan pemerintah akan tetap bertanggung jawab terhadap para pekerja yang telah menanggung beban besar dalam jangka waktu yang lama” jelasnya. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper