Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

ID Food Ancang-Ancang Harga Gula Bakal Melonjak, Ini Alasannya

ID Food mulai ancang-ancang risiko lonjakan harga gula di akhir tahun.
Salah satu pedagang gula dipasar tradisional sedang mengemasi gula pasir untuk dijual kembali / Arief Rahman
Salah satu pedagang gula dipasar tradisional sedang mengemasi gula pasir untuk dijual kembali / Arief Rahman

Bisnis.com, JAKARTA - ID Food mulai ancang-ancang terhadap risiko lonjakan harga gula di akhir tahun.

Direktur Utama ID Food, Frans Marganda Tambunan menyebut risiko lonjakan harga gula terjadi seiring musim giling tebu yang akan segera berakhir. 

Menyitir dari data panel harga pangan Badan Pangan Nasional (Bapanas), rata-rata harga gula secara nasional per hari ini, 10 Oktober 2023, sebesar Rp15.480 per kilogram atau naik 0,99 persen dari harga kemarin.

"Setelah musim giling gula ini berakhir mungkin harga bakalan naik," ujar Frans di Kementerian BUMN, Selasa (10/10/2023).

Oleh karena itu, pemenuhan stok gula dari importasi, kata dia, perlu segera dilakukan untuk keperluan stabilisasi harga. Apalagi, kata Frans HBKN (hari besar keagamaan nasional) dan lebaran tahun depan bakal berlangsung lebih awal yakni di pertengahan April 2024.

Menurutnya, saat ini ID Food tengah menunggu izin impor gula dikeluarkan oleh pemerintah. Adapun Holding BUMN sektor pangan itu mengaku siap mendatangkan sisa kuota impor gula sebanyak 125.000 ton dari Brasil.

"Jadi kita juga mendorong keputusan stabilisasi [izin impor] kita dapatkan secepatnya dan kebetulan juga musim giling gula sebentar lagi berakhir," kata Frans.

Di sisi lain, Frans membeberkan bahwa importasi gula saat ini menuai tantangan. Salah satunya dipicu adanya aksi restriksi ekspor yang dilakukan sejumlah negara eksportir gula dunia.

Sebagaimana diketahui, India telah resmi menutup keran ekspor gulanya hingga pertengahan tahun depan. Apalagi Thailand, kata Frans, volume ekspor gula yang tersedia dari negara Gajah Putih itu dinilai terlalu minim.

"Tidak seperti dulu ketika kita ingin impor itu kan negara pemasoknya tersedia," tutur Frans.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Dwi Rachmawati
Editor : Pandu Gumilar
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper