Bisnis.com, JAKARTA - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif menyebut, Indonesia memiliki potensi besar dalam pengembangan etanol.
Menurutnya, potensi ini dapat dikembangkan jika Indonesia dapat memaksimalkan produksi gula dalam negeri sehingga dapat mengurangi impor gula dari luar negeri. Kementerian Perdagangan mencatat impor gula diperkirakan bakal menembus kisaran 6 juta ton.
Arifin mengatakan, jika Indonesia dapat mengembangkan dan memajukan industri tebu dan gula, bukan tidak mungkin nantinya Indonesia memiliki industri etanol sendiri.
“Nanti kalau ini [gula] berkembang, kelebihannya bisa kita bikin etanol atau memang ada yang area khusus yang disiapkan untuk bangun etanol industri, kita punya potensi gede,” kata Arifin dalam acara Sustainable Mobility Etanol Talk 2023, Senin (9/10/2023).
Selain memiliki potensi besar dalam pengembangan etanol, Arifin juga menyampaikan bahwa Indonesia memiliki potensi dalam pengembangan bioetanol.
Sebab, Arifin menyebut bahwa sebagian besar sumber daya lokal di Indonesia dapat dimaksimalkan atau digunakan menjadi bahan bakar bioetanol.
Baca Juga
“Hampir seluruh wilayah kami memiliki sumber daya lokal yang dapat digunakan sebagai bahan bakar bioetanol,” ujarnya.
Meski demikian, Arifin menuturkan, pengembangan bioetanol masih memerlukan kajian yang komprehensif untuk dapat dikembangkan secara komersial.
Selain itu, pemerintah bersama pemangku kepentingan terkait saat ini sedang melakukan studi atau pilot project pengembangan bioetanol berbasis potensi lokal.
Sebelumnya, Subholding Commercial & Trading PT Pertamina (Persero), PT Pertamina Patra Niaga, telah resmi menjual Pertamax Green 95, bahan bakar bensin bauran bioetanol 5 persen (E5) di sejumlah stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) di Surabaya dan Jakarta.
Direktur Utama PT Pertamina Patra Niaga Riva Siahaan memproyeksikan permintaan Pertamax Green di Pulau Jawa sudah mencapai lebih dari 90.000 kiloliter (kl) per tahun untuk asumsi saat ini. Kendati demikian, untuk target penjualan terbatas tahun ini hanya dipatok di angka 400 liter per hari.
“Jadi untuk volumenya sendiri memang kami menargetkan sekitar 400 liter per hari untuk di kedua wilayah tersebut, memang lebih kurang mungkin sekitar 700 sampai 1.000 liter per hari,” kata Riva saat ditemui di acara peluncuran produk di SPBU MT Haryono, Jakarta, Senin (24/7/2023).
Di sisi lain, Riva mengatakan, kapasitas produksi etanol dari sisi hulu berada di level 30.000 kiloliter setiap tahunnya. Sementara itu, kebutuhan etanol dari sisi hulu yang bakal terserap saat ini masih berada di level 12.000 kiloliter.