Bisnis.com, SAMOSIR - Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Samosir menargetkan total kunjungan wisatawan ke destinasi pariwisata super prioritas (DPSP) kawasan Danau Toba khususnya di Pulau Samosir dapat tembus 850.000 pengunjung.
Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Samosir Tetti Naibaho mengungkapkan bahwa target tersebut dibidik seiring dengan membaiknya kondisi ekonomi dan mobilitas perjalanan usai Pandemi Covid-19.
"Kami berharap nanti target-target kunjunganbertambah. [Kami] menargetkan tahun ini masih 850.000 pengunjung. Sedangkan tahun depan mampu tembus 1 juta wisatawan," jelasnya di desa Huta Siallagan, dikutip Minggu (8/10/2023).
Tetti menambahkan, target wisatawan tersebut diproyeksi masih akan didominasi oleh wisatawan nusantara dengan perkiraan persentase mencapai 80 persen.
Sedangkan wisatawan mancanegara diperkirakan ada di kisaran 20 hingga 30 persen dari target yang telah ditetapkan.
Adapun, wisatawan mancanegara yang datang berkunjung ke DPSP Danau Toba dilaporkan umumnya berasal dari sejumlah negara di Asia khususnya Malaysia. Kemudian wisatawan asal Eropa, Belanda, Jerman, Inggris hingga Amerika Serikat juga telah menunjukkan grafik menanjak.
Baca Juga
"Persoalan kami sebenarnya bukan ada masalah kunjungan, tapi kami ingin mendongkrak lama tinggalnya. Jadi lama tinggal [wisatawan] yang kami butuhkan, kalau sekarang [rata-rata lama tinggal wisatawan] masih 1,5 hari, kami butuh 2-3 hari supaya spending-nya semakin tinggi," jelasnya.
Sementara itu, pada 2022 lalu Dinas Pariwisata Kabupaten Samosir mencatat total kunjungan wisatawan baik lokal maupun asing menuju Pulau Samosir mencapai 820.000 wisatawan.
Dari total wisatawan tersebut, sebanyak 6.000 di antaranya merupakan wisatawan asing.
"Kalau jumlah wisatawan mancanegara tahun lalu masih sekitar 6.000 lebih. Khusus untuk tahun ini kita masih lakukan pendataan," pungkasnya.
Untuk diketahui sebelumnya, Status Kaldera Toba sebagai Global Geopark diperoleh sejak Juli 2020 dalam sidang ke-209 Dewan Eksekutif UNESCO bersama 15 UNESCO Global Geopark baru lainnya.
Kala itu, UNESCO meyakini bahwa Kaldera Toba memiliki kaitan geologis dan warisan tradisi yang tinggi dengan masyarakat lokal, khususnya dalam hal budaya dan keanekaragaman hayati.
Namun, beberapa waktu belakangan DPSP Kawasan Danau Toba dikabarkan mendapat kartu kuning dari UNESCO.
Kepala Badan Pengelola Toba Kaldera UNESCO Geopark Sumatra Utara, Zumri Sulthony, menyampaikan, terdapat 7 rekomendasi yang diberikan UNESCO untuk Badan Pengelola.
Adapun, sejumlah poin yang menjadi catatan tersebut yakni, kurangnya pemetaan warisan geologi, kurangnya pemetaan warisan budaya dan warisan tak benda, penilaian manajemen, serta tidak optimalnya visibilitas dengan pengadaan gerbang yang mempermudah pengunjung menjelajahi kawasan geopark Kaldera Toba.
Kemudian, UNESCO turut memberikan catatan kepada pihak manajemen aktif menerbitkan buku, peta maupun brosur pada area Kaldera Toba hingga Badan Pengelola diminta untuk melakukan penguatan komunitas terhadap jaringan ataupun perwakilan UNESCO yang ada di Indonesia maupun yang ada di Paris.