Bisnis.com, SAMOSIR - Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) melalui Badan Pelaksana Jalan Nasional (BPJN) akan melangsungkan beutifikasi pada Jembatan Aek Tano Ponggol di Danau Toba, Pulau Samosir, Sumatra Utara senilai Rp45 miliar.
Asisten Umum PJN Wilayah II Sumatera Utara, Belman Nainggolan menjelaskan bahwa beutifikasi dilakukan untuk mendorong Jembatan Tano Ponggol menjadi ikon baru di wilayah Danau Toba.
"Recana kita untuk beutifikasi tahun depan, anggarannya sekitar Rp45 miliar," tuturnya saat melakukan peninjaun langsung Jembatan Aek Tano Ponggol, dikutip Minggu (8/10/2023).
Secara lebih rinci, adapun sejumlah komponen yang bakal di beutifikasi antara lain, penanaman pohon di sekitar area jembatan, pengadaan akses istirahat para pedestrian berupa tempat duduk, hingga lampu penerangan.
Seiring dengan hal tersebut, Aek Tano Ponggol diharapkan mampu menjadi landmark baru di sekitar wilayah Danau Toba. Keberadaan Jembatan Aek Tano Ponggol juga diharapkan mampu mendongkrak geliat pariwisata di Danau Toba.
"Inilah salah satu pariwisata di Toba, jadi makin banyak yang akan datang kesini karena ini sebagai ikon Toba lainnya," tambahnya.
Baca Juga
Untuk diketahui sebelumnya, Jembatan Aek Tano Ponggol sendiri di bangun dengan nilai kontrak sebesar Rp173,07 miliar oleh PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. (WIKA).
Terkait rincian pendanaanya, pada 2020 proyek ini menyerap anggaran senilai Rp30 miliar. Kemudian pada tahun anggaran 2021 total dana yang diserap untuk memuluskan proyek ini yakni Rp48,54 miliar dan tahun 2022 Rp94,53 miliar.
Proyek ini telah rampung 100 persen pada Desember 2022 dan saat ini telah beroperasi. Di mana, Jembatan Aek Tano Ponggol memiliki total panjang 382,18 meter. Adapun, lebar lalu lintas jalur tercatat sebesar 8 meter. Sedangkan lebar total jembatan mencapai 12 meter.
Menjadi ciri khas dari jembatan ini adalah hadirnya tiga tiang pancang baja berwarna merah yang merepresentasikan konsep filosofis atau wawasan sosial-kultura adat batak yakni Dalihan Na Tolu.
"Ini pilon dari 3 tiang ini mengidentikkan Dalihan Na Tolu. Jadi di batak Dalihan Na Tolu itu terdiri dari tiga tungku yakni Somba marhulahula, Elek marboru, dan Manat mardongan tubu. Jadi ketiganya diikat dengan suatu kasih khas budaya Batak ini," pungkasnya.