Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rencana Spin Off Dua Bandara Tersibuk di RI, Ini Pesan Kemenhub

Kemenhub bicara soal rencana spin off dua bandara tersibuk RI, yakni Bandara Soekarno-Hatta dan Bandara Ngurah Rai.
Suasana terminal kedatangan bandara I Gusti Ngurah Rai, Bali pada Senin (7/3/2022) pada hari pertama uji coba bebas karantina PPLN/Bisnis-Wibi Pangestu.
Suasana terminal kedatangan bandara I Gusti Ngurah Rai, Bali pada Senin (7/3/2022) pada hari pertama uji coba bebas karantina PPLN/Bisnis-Wibi Pangestu.

Bisnis.com, JAKARTA - Kementerian Perhubungan (Kemenhub) meminta pemisahan usaha atau spin off dua bandara tersibuk di Indonesia yang tengah direncanakan Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) tidak mengganggu kelancaran pelayanan penerbangan.

Juru Bicara Kemenhub Adita Irawati menjelaskan, rencana spin off untuk Bandara Soekarno-Hatta dan Ngurah Rai pada dasarnya berada di ranah Kementerian BUMN. Hal ini mengingat Kementerian BUMN merupakan pemegang saham terbesar dua perusahaan pengelola bandara, yakni PT Angkasa Pura I (Persero) dan PT Angkasa Pura II (Persero).

Sementara itu, Kemenhub berfokus pada keselamatan, keamanan, dan kenyamanan layanan penerbangan. Seiring dengan hal tersebut, Kemenhub meminta agar rencana ini tidak mengganggu ketiga aspek tersebut.

"Bagi kami, yang penting tiga aspek tersebut tetap diutamakan dan tidak ada hal-hal yang mengganggu kelancaran layanan penerbangan, khususnya bagi penumpang dan masyarakat luas," kata Adita saat dihubungi pada Kamis (5/10/2023).

Sebelumnya, Wakil Menteri Badan Usaha Milik Negara Kartika Wirjoatmodjo mengatakan Kementerian BUMN tengah mengkaji rencana pemisahan atau spin off Badan Usaha Bandar Udara (BUBU). Beberapa pemisahan yang direncanakan di antaranya adalah untuk Bandara Soekarno-Hatta Cengkareng dan Bandara I Gusti Ngurah Rai Bali.

Tiko menjelaskan, keduanya nantinya akan di-spin off menjadi operating company serta BUBU tersendiri.Dia menilai spin-off kedua bandara itu akan meningkatkan kelincahannya dalam mencari investasi atau pendanaan. Hal ini juga akan berdampak pada ekspansi yang semakin mudah.

"Jakarta dan Bali harus terpisah, karena kalau nanti digabungkan dengan keseluruhan, dia kemampuan fundraising-nya kurang," katanya.

Meski demikian, Tiko belum dapat memastikan kapan spin-off tersebut dapat dieksekusi. Dia mengatakan, rencana tersebut harus mendapat restu dari Kementerian Perhubungan (Kemenhub) terlebih dahulu.

"Kalau Peraturan Menteri Perhubungannya mengizinkan kita untuk melepas Bali sama Soekarno-Hatta sebagai operating company terpisah, akan kita lakukan," ujar Tiko.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper