Bisnis.com, JAKARTA - Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Bahlil Lahadalia, menekankan bahwa pihaknya tidak memberikan perlakuan khusus terhadap segala bentuk investasi yang akan berkembang di Pulau Rempang.
Bahlil meluruskan, informasi mengenai dugaan adanya kongsi-kongsi yang dibangun antara investor dengan pemerintah dalam proyek Rempang Eco-City. Dia menyatakan bahwa isu tersebut bukanlah hal yang bisa dipertanggungjawabkan kebenarannya.
"Coba tunjukkan pada saya pengusaha mana yang bisa main-main dengan saya. Kalau itu ada, saya berhenti tahun ini. Kalau ada pengusaha yang mengatur saya dan main-main dalam konteks uang tunjukkan pada saya, saya akan berhenti dari ruangan ini," kata Bahlil saat menjawab pertanyaan yang disampaikan oleh anggota Komisi VI RI, Nusron Wahid dalam Rapat Kerja (Raker), Senin (2/10/2023).
Lebih lanjut, Bahlil juga menampik isu yang beredar mengenai adanya perlakuan khusus yang diberikan oleh Kementerian Investasi/BKPM pada proyek investasi di Pulau Rempang.
Dia menuturkan, investasi jumbo pada proyek Rempang Eco-City tidak serta merta masuk ke Indonesia dengan mudahnya. Menurutnya, ada proses panjang yang telah dilakukan pemerintah.
"Jadi, jangan sampai ada persepsi seolah-olah untuk investasi rempang ini perlakuannya khusus dari investasi lain, dari Kementerian Investasi tidak seperti itu," ujarnya.
Baca Juga
Pada kesempatan yang sama, Bahlil juga memastikan bahwa rencana investasi jumbo akan diguyurkan Xinyi Group bukanlah cerita belaka. Pasalnya, nilai investasi jumbo senilai Rp174 tirliun tersebut nantinya akan mencakup 10 proyek hilirisasi tahap kedua setelah nikel dalam industri pasir kuarsa dan pasir silica.
Adapun, 10 proyek tersebut di antaranya yakni pembangunan kawasan industri terintegrasi, pembangunan pabrik pemrosesan pasir silica, proyek industri soda abu, industri kaca panel surya, industri kaca float.
Kemudian, proyek industri silikon industrial grade, indutri polisilikon, industri pemrosesan kristal, indurstri sel dan modul surya dan industri infrastruktur.
"Jadi [nilai investasi] US$11,6 miliar ini bukan hanya bikin pabrik kaca, tapi ini bagian yang akan kita bangun dalam satu ekosistem besar. Perusahaan ini bukan hanya Xinyi saja, tapi dia [Xinyi] adalah yang di depan. Ada perusahaan lain, jadi ini penting saya luruskan," tuturnya.
Di samping itu, dia juga menjelaskan bahwa total areal Pulau Rempang yang akan dikembangkan dalam proyek investasi jumbo ini luasnya hanya sebesar 8.142 hektare (ha) dari total area sebesar 17.600 ha.