Bisnis.com, JAKARTA - Asian Development Bank (ADB) pada Rabu (20/9/2023) memangkas outlook pertumbuhan ekonomi di negara-negara berkembang Asia. Hal ini diakibatkan pelemahan sektor properti China dan risiko terkait El Nino.
ADB memperbarui proyeksi ekonomi regionalnya dengan memangkas proyeksi pertumbuhan 2023 untuk negara berkembang Asia menjadi 4,7 persen, dari sebelumnya yang sebesar 4,8 persen pada Juli 2023.
Namun, perkiraan pertumbuhan untuk tahun depan dalam pengelompokan yang terdiri dari 46 negara di Asia Pasifik yang tidak termasuk Jepang, Australia dan Selandia Baru direvisi sedikit ke atas dari 4,7 persen menjadi 4,8 persen.
"Kami melihat pertumbuhan yang tangguh di kawasan ini didasarkan pada konsumsi dan investasi domestik yang cukup kuat, meskipun ada penurunan permintaan eksternal, yang menjadi peredam pertumbuhan yang didorong oleh ekspor," jelas kepala ekonom ADB, Albert Park dalam konferensi pers, seperti dikutip dari Reuters, Rabu (20/9).
ADB kemudian menurunkan proyeksi pertumbuhannya untuk Asia Timur, Selatan dan Tenggara tahun ini. China dan India masing-masing diperkirakan tumbuh 4,9 persen dan 6,3 persen, sedikit lebih rendah dari proyeksi sebelumnya pada Juli 2023, sebesar 5 persen dan 6,4 persen.
“[Krisis properti di China] menimbulkan risiko penurunan dan dapat menghambat pertumbuhan regional,” tulis ADB dalam laporannya.
Baca Juga
Kemudian, untuk proyeksi pada 2024, ADB mempertahankan proyeksi pertumbuhan untuk China dan India masing-masing sebesar 4,5 persen dan 6,7 persen.
Park menuturkan bahwa meskipun pertumbuhan sejauh ini cukup kuat dan tekanan inflasi berkurang di negara-negara berkembang, pemerintah perlu waspada terhadap berbagai tantangan yang dihadapi di kawasan ini termasuk dalam ketahanan pangan.
Terkait inflasi, negara-negara berkembang di Asia diperkirakan akan turun menjadi 3,6 persen pada 2023, dibandingkan 4,4 persen pada tahun lalu. Inflasi pada 2024 juga diperkirakan akan melambat hingga 3,5 persen.
Walaupun perlambatan tersebut dapat memberikan ruang kebijakan bagi bank-bank sentral, ADB mengatakan bahwa siklus kenaikan dan pelonggaran suku bunga akan bervariasi di masa mendatang.