Bisnis.com, JAKARTA – Neraca perdagangan Indonesia diperkirakan membukukan surplus yang lebih tinggi pada Agustus 2023 dibandingkan dengan bulan sebelumnya.
Kepala Ekonom Bank Permata Josua Pardede memperkirakan neraca dagang Agustus 2023 akan mencatatkan surplus sebesar US$1,5 miliar.
Kinerja ekspor dan impor pada periode tersebut diperkirakan terkontraksi masing-masing sebesar 21,83 persen dan 8,45 persen secara tahunan (year-on-year/yoy).
Secara bulanan, ekspor Agustus 2023 diperkirakan masih meningkat, yang didorong oleh kenaikan harga komoditas ekspor, seperti batu bara sebesar 8,52 persen (month-to-month/mtm), meski harga CPO turun 2,01 persen mtm.
“Volume ekspor diperkirakan meningkat, yang terindikasi dari peningkatan aktivitas manufaktur mitra dagang utama Indonesia seperti Eropa, China, Jepang, dan India,” katanya kepada Bisnis, Kamis (14/9/2023).
Di sisi lain, Josua mengatakan terdapat beberapa mitra dagang utama seperti Amerika Serikat dan Korea Selatan yang mengindikasikan penurunan aktivitas manufaktur.
Baca Juga
Lebih lanjut, Josua menyampaikan bahwa di tengah ekspektasi peningkatan volume ekspor dan kenaikan harga komoditas batu bara, kinerja impor pada Agustus juga diperkirakan meningkat secara bulanan.
Menurutnya, peningkatan impor terindikasi dari peningkatan aktivitas manufaktur domestik. Selain itu, impor beras cenderung meningkat bersamaan dengan kenaikan harga beras internasional sekitar 16-17 persen mtm.
“Selain impor nonmigas, impor migas pun diperkirakan meningkat terbatas sejalan dengan kenaikan harga minyak mentah Brent sekitar 7,57 persen mtm,” jelas Josua.