Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

ExxonMobil (EMLI) Tekan Limbah Pelumas Bekas Industri Pertambangan hingga 50 Persen

PT ExxonMobil Lubricants Indonesia (EMLI) mengeluarkan produk pelumas untuk mendukung operasional mesin dan alat berat yang meminimalisir pembuangan limbah.
Pelumas. /Perdippi
Pelumas. /Perdippi

Bisnis.com, JAKARTA -- PT ExxonMobil Lubricants Indonesia (EMLI) mengeluarkan produk pelumas untuk mendukung operasional mesin dan alat berat di sektor pertambangan yang dapat meminimalisir pembuangan limbah penggunaan. 

Presiden Direktur EMLI Syah Reza mengatakan pihaknya mengembangkan teknologi pelumas modern yang menawarkan efisiensi, khususnya untuk memperpanjang durasi penggantian pelumas hingga pengurangan limbah setelah pemakaian. 

"Bisa signifikan, artinya untuk pelumas mesin saja limbahnya bisa berkurang sampai 50 persen," kata Reza ketika ditemui di JIEXPO, Jakarta, Rabu (13/9/2023). 

Dia mencontohkan, penggantian pelumas mesin umumnya dilakukan setelah 200-250 jam pemakaian. Inovasi pelumas EMLI yakni memperpanjang waktu penggantian pelumas hingga 500 jam. 

Dengan demikian, jadwal pemeliharaan mesin dan alat berat pun dapat lebih efisien. Dia meyakini hal ini juga dapat mengurangi risiko kecelakaan kerja akibat interaksi antara pekerja dan alat berat.

"Dari aspek lingkungan, pelumas yang kami berikan itu menawarkan pemakaian yang lebih sedikit, karena umur pelumas lebih panjang sehingga pemakaian lebih sedikit," tuturnya. 

Maka, menurut Reza, karena pemakaian lebih jarang maka penghasilan limbah dari operasional pertambangan pun akan lebih sedikit. Hal ini diyakini dapat memberikan manfaat bagi perusahaan dalam hal kelestarian lingkungan. 

Adapun, 4 pelumas yang menjadi unggulan EMLI untuk sektor pertambangan yaitu pelumas mesin Mobil Delvac Modern 15W-40 Super Fleet, pelumas sistem hydraulic Mobil DTE 10 Excel 46, pelumas Mobilgrease XHP 462 Moly, dan pelumas radiator Mobil Delvac Modern Coolant Extended Live Series. 

Di sisi lain, Reza menilai pertumbuhan sektor pertambangan yang pesat mendongkrak permintaan pelumas dalam negeri. Pasalnya, aktivitas industri yang melemah selama pandemi berdampak pada permintaan lubricant yang terkontraksi. 

"Beberapa sektor pertambangan seperti mineral ini kan pemerintah mendorong hilirisasi, tentu hilirisasi ini membutuhkan suatu kinerja handal untuk sektor-sektor pertambangan tersebut," jelasnya. 

Jika dibandingkan dengan sektor manufaktur dan lainnya, pertambangan memberikan porsi pangsa pasar yang tinggi. Apalagi, alat berat di sektor pertambangan berperan vital dan beroperasi 24 jam. 

Reza menuturkan, dari berbagai alat-alat berat yang digunakan di sektor tersebut, pelumas menjadi elemen penting untuk meningkatkan efisiensi dan ketahanan penggunaan alat berat. 

"Dari 1 perusahaan itu mungkin bisa menggunakan sampai 3.000 - 5.000 alat berat untuk batu bara, kontribusinya besar dari pertambangan. Belum lagi dari pertambangan mineral," ujarnya. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper