Bisnis.com, JAKARTA- PT ExxonMobil Lubricants Indonesia (EMLI) menangkap peluang besar dari program hilirisasi nikel yang tengah digencarkan pemerintah. Adapun, permintaan pelumas untuk mesin dan alat berat di sektor tersebut terbilang tinggi.
Presiden Direktur EMLI Syah Reza mengatakan pertumbuhan sektor pertambangan yang pesat mendongkrak permintaan pelumas dalam negeri. Pasalnya, aktivitas industri yang melemah selama pandemi berdampak pada permintaan lubricant yang terkontraksi.
"Beberapa sektor pertambangan seperti mineral ini kan pemerintah mendorong hilirisasi, tentu hilirisasi ini membutuhkan suatu kinerja handal untuk sektor-sektor pertambangan tersebut," kata Reza saat ditemui di JIEXPO, Jakarta, Rabu (13/9/2023).
Jika dibandingkan dengan sektor manufaktur dan lainnya, pertambangan memberikan porsi pangsa pasar yang tinggi. Apalagi, alat berat di sektor pertambangan berperan vital dan beroperasi 24 jam.
Reza menuturkan, dari berbagai alat-alat berat yang digunakan di sektor tersebut, pelumas menjadi elemen penting untuk meningkatkan efisiensi dan ketahanan penggunaan alat berat.
"Dari 1 perusahaan itu mungkin bisa menggunakan sampai 3.000 - 5.000 alat berat untuk batu bara, kontribusinya besar dari pertambangan. Belum lagi dari pertambangan mineral," ujarnya.
Baca Juga
Terdapat 4 pelumas yang menjadi unggulan EMLI untuk sektor pertambangan yaitu pelumas mesin Mobil Delvac Modern 15W-40 Super Fleet, pelumas sistem hydraulic Mobil DTE 10 Excel 46, pelumas Mobilgrease XHP 462 Moly, dan pelumas radiator Mobil Delvac Modern Coolant Extended Live Series.
Adapun, EMLI saat ini memiliki 1 fasilitas manufaktur pelumas di Cilegon yang memproduksi berbagai pelumas untuk mesin, hydraulic, transmisi, hingga roda gigi. Distribusi pelumas disalurkan ke regional distribution center (RDC) di Jawa, Kalimantan, dan Sulawesi.
Reza tak memberikan rincian kapasitas produksi dari pabrikan EMLI. Namun, produksi lubricant di Cilegon tersebut mampu mencukupi kebutuhan pelumas dalam negeri. Di sisi lain, EMLI pun masih mengimpor beberapa produk pelumas dari Singapura dengan porsi rendah.
Terkait dengan rencana perluasan manufaktur pelumas EMLI, Reza menyebutkan pihaknya tidak menutup kemungkinan untuk menambah kapasitas produksi. Terlebih, prospek cerah di sektor pertambangan yang dapat mendorong kinerja penjualan pelumas.
"Itu [rencana ekspansi] kita lakukan evaluasi terus menerus, jadi tidak menutup kemungkinan dengan kondisi pertumbuhan yang terus melaju apakah kita perlu tambah kapasitas produksinya," pungkasnya.