Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Dalami Dugaan Monopoli Gabah, KPPU Panggil Produsen Beras Wilmar Cs

Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) tengah meminta keterangan lebih lanjut dari para produsen beras skala besar terkait adanya dugaan monopoli gabah.
Petani menjemur gabah hasil panen di Cariu, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Jumat (17/7/2020). Bisnis/Abdurachman
Petani menjemur gabah hasil panen di Cariu, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Jumat (17/7/2020). Bisnis/Abdurachman

Bisnis.com, JAKARTA - Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) bakal memanggil sejumlah produsen beras untuk pendalaman ihwal dugaan monopoli gabah petani.

Sebelumnya beredar tudingan bahwa PT Wilmar Padi Indonesia (WPI) melakukan monopoli harga gabah petani di wilayah Banten hingga menggilas penggilangan padi kecil. 

Ketua KPPU Afif Hasbullah mengatakan, saat ini pihaknya tengah meminta keterangan lebih lanjut dari para produsen beras skala besar.

Adapun, pada hari ini, Wilmar disebut telah memenuhi panggilan KPPU untuk memberikan informasi detail mengenai produksi yang mereka lakukan di tengah lonjakan harga beras saat ini.

"Hari ini kita juga panggil salah satu pelaku usaha [Wilmar Padi Indonesia], kita minta infonya dari dia terkait harga beras ini naik akhir-akhir ini. Saya kira habis ini KPPU akan panggil lagi itu pelaku usaha yang lain," ujar Afif saat ditemui di Gedung DPR-RI, Rabu (13/9/2023).

Afif membeberkan, sejumlah informasi yang dikumpulkan KPPU dari para produsen beras mencakup jumlah penyerapan gabah dari petani, skema pembentukan harga, hingga cakupan wilayah penguasaan pasar. 

Dia pun belum bisa membeberkan dugaan sementara penyebab pasti harga beras saat ini melonjak signifikan. Karena itu, dia belum yakin apakah lonjakan harga beras saat ini serupa dengan polemik harga minyak goreng di tahun lalu.

"Nanti kita panggil yang lain dulu, kita olah lah datanya," kata Afif.

Menyitir data panel harga pangan Badan Pangan Nasional (Bapanas), rata-rata harga beras medium saat ini telah menyentuh Rp12.860 per kilogram. Harga tersebut telah jauh melampaui harga eceran tertinggi (HET) yang ditetapkan dalam Perbadan No.7/2023 sebesar Rp10.900 - Rp11.800 tergantung wilayah. Begitupun harga beras premium saat ini rata-rata telah menyentuh level Rp14.650 per kilogram.

Sebelumnya, Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adi membeberkan bahwa hasil sidak yang dia lakukan ke gudang Wilmar Padi di Serang ditemukan pasokan gabah kering panen (GKP) mereka sangat terbatas. Arief menyebut gudang Wilmar di Serang punya stok GKP sebanyak 250 ton hanya cukup untuk giling beberapa hari ke depan.

"Teman-teman penggilingan padi baik becil, besar, korporasi swasta juga mengalami penurunan pasokan Gabah Kering Panen (GKP)," kata Arief dikutip dalam keterangan resmi, Selasa (12/9/2023).

Arief menjelaskan bahwa stok GKP yang minim saat ini disebabkan oleh rendahnya produksi gabah di musim panen gadu. Berdasarkan KSA BPS neraca produksi padi bulanan pada Agustus hingga Desember 2023 mengalami defisit. Ditambah lagi El Nino yang berpotensi berdampak pada produksi nasional. 

Oleh karena itu, dia menegaskan bahwa tantangan saat ini adalah menggenjot produksi. Di sisi lain, Bapanas, kata Arief juga mendorong pemerintah melakukan revitalisasi alat dan teknologi di penggilingan padi rakyat skala kecil.

"Agar tidak kalah bersaing dan kualitas giling dapat menghasilkan beras berkualitas premium. Upgrade seperti ini penting untuk segera diwujudkan," tutur Arief

General Manager Kawasan Industri Terpadu Wilmar Serang Tenang Sembiring pun membantah adanya monopoli beras. Perusahaannya saat ini hanya menyerap 2,5 persen dari keseluruhan produksi padi yang ada di wilayah Banten. 

Dia mengatakan, WPI mulai produksi beras di kawasan itu sejak Juni 2022. Selama Januari hingga Agustus 2023, jumlah gabah petani yang diserap ada sampai 69.800 ton, sementara produksi gabah di Banten diperkirakan di angka 1,5 juta ton.

Mengacu hal tersebut, lanjut Tenang, persentase penyerapan gabah petani WPI di Banten hanya sekitar 2,5 persen. 

"Jadi bagaimana kami bisa melakukan monopoli dan menentukan harga, sementara suplier kami juga berasal dari penggilingan padi di wilayah ini," kata Tenang.

Tenang juga memaparkan bahwa selama Agustus tahun ini, penyerapan GKP yang dapat diserap Wilmar Serang hanya persen dari rerata realisasi produksi atau sekitar 200 ton per hari. Bahkan, sejak minggu pertama Agustus 2023, Tenang menyebut WPI menyerap 1.750 metrik ton gabah.

"Kita akan setop suplai beras karena tidak ada lagi stok gabah per hari ini, hanya ada stok 350 metrik ton saja," ujarnya. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper