Bisnis.com, JAKARTA - Indeks harga pangan dunia dari badan pangan PBB (Food and Agriculture Organization/FAO) menurun pada Agustus 2023 ke level terendah dalam dua tahun terakhir, akibat penurunan sebagian besar komoditas pangan mengimbangi kenaikan harga beras dan gula.
Mengutip Reuters, Jumat (8/9/2023) Indeks Harga Pangan FAO yang melacak komoditas pangan yang paling banyak diperdagangkan secara global, rata-rata mencapai 121,4 poin pada Agustus 2023. Angka tersebut menurun dibandingkan dengan 124,0 yang direvisi pada Juli 2023.
Kemudian, data pada Agustus 2023 tersebut merupakan data yang terendah sejak Maret 2021 dan 24 persen di bawah rekor tertinggi yang dicapai pada Maret 2022 setelah invasi Rusia ke Ukraina.
Berdasarkan laporan terpisah, diketahui bahwa dalam pasokan dan permintaan sereal, FAO memperkirakan bahwa produksi sereal dunia tahun ini sebesar 2,815 miliar ton. Angka ini turun sedikit dari perkiraan sebelumnya yang sebesar 2,819 miliar.
Walaupun mengalami penurunan, perkiraan yang direvisi tersebut naik 0,9 persen pada 2022 dan menyamai rekor produksi pada 2021.
Sementara itu, berdasarkan catatan Bisnis, harga beras di Indonesia terus meningkat selama beberapa hari terakhir sehingga membuat produsen beras sampai angkat tangan.
Baca Juga
Kemudian, selama delapan bulan terakhir sejak Januari 2023, harga beras mengalami inflasi sebesar 7,99 persen (ytd). Dari 90 kota yang dipantau BPS, diketahui sebanyak 86 kota mengalami inflasi beras selama delapan bulan terakhir.
Salah satu produsen beras dengan merek Beras Sumo juga diketahui memutuskan untuk memberhentikan produksinya per 11 September 2023 hingga waktu yang tidak ditentukan. Salah satu alasan dari keputusan tersebut adalah harga pokok komoditas beras yang melambung naik.