Bisnis.com, JAKARTA - Wakil Menteri Luar Negeri (Wamenlu), Pahala Mansury, mengatakan Indonesia melihat peluang proyek kerja sama senilai US$32 miliar atau sekitar Rp490,5 triliun dalam Asean Indo-Pasific Forum (AIPF).
Peluang kerja sama dalam AIPF tersebut dilakukan melalui kegiatan penjajakan bisnis (business matching). Adapun, AIPF terselenggara menjadi flagship event dari KTT ke-43 Asean.
Indonesia juga mengupayakan kerja sama untuk proyek dari negara-negara lain dengan total nilai US$810 juta atau Rp12,4 triliun.
“Meskipun belum bisa difinalisasi dalam pertemuan hari ini, kita harapkan business matching tersebut akan bisa meningkatkan kerja sama dan pemahaman sebenarnya kebutuhan investasi yang diharapkan oleh masing-masing negara,” kata Pahala dalam keterangan resmi dikutip Kamis
AIPF yang mencakup kegiatan business matching dihadiri oleh sekitar 185 perusahaan dalam negeri dan internasional.
Adapun, 185 perusahaan tersebut antara lain, PT Bank Mandiri Tbk., Bank Permata, Bank SBI Indonesia, Bank CCB Indonesia, PT Bank Jawa Barat, PT Astra Infrastruktur, PT Amman Mineral Tbk., Dian Swastatika Sentosa, AIIB, dan Standard Chartered.
Baca Juga
Selanjutnya, Sumitomo (SMBC), Commerzbank, ACWA (Saudi Arabia), EDF Energy (Prancis), KEPCO (Korea), IGNIS (Spanyol), China Railway Corporation, Sinohydro, China State Construction Engineering, Siemens (German), Inpex Geothermal (Jepang), British Columbia (Canada), and Actis (Inggris).
Selain itu, terdapat sektor-sektor bisnis yang dipromosikan melalui AIPF meliputi pengembangan energi baru terbarukan, hidrogen, amonia, kilang alumina, rantai pasok baterai, serta infrastruktur jalan tol dan pelabuhan.
Selanjutnya, Indonesia sendiri memfokuskan kerja sama dengan mitra internasional untuk proyek strategis di bidang energi dan migas (5 proyek), jalan tol (9 proyek), pelabuhan (5 proyek), kesehatan (6 proyek), pupuk (3 proyek), infrastruktur (10 proyek), pariwisata (9 proyek), juga ekosistem baterai kendaraan listrik dan rantai pasok (3 proyek).
Lebih lanjut, Wakil Menteri BUMN, Rosan Roeslani, menyatakan bahwa sektor yang banyak menarik minat para investor adalah energi hijau dan ekosistem baterai kendaraan listrik.
“Banyak juga yang ingin berpartisipasi di sektor digitalisasi karena mereka melihat banyak potensi masyarakat kita yang belum tersentuh oleh formal financing,” ujar Rosan.
Dia menyatakan bahwa sejumlah BUMN terbesar Indonesia seperti Pertamina, Pupuk Indonesia, PLN, Pelindo, Jasa Marga, MIND ID, dan Injourney juga ikut berpartisipasi dalam AIPF 2023.
Sementara itu, beberapa proyek strategis juga ditampilkan oleh Bappenas, yang diharapkan dapat menjadi platform percepatan investasi untuk beberapa proyek infrastruktur seperti proyek jalan tol ruas Demak-Tuban, Tuban-Gresik, Tasikmalaya-Gedebage-Ciamis, serta proyek SPAM Jatiluhur.
Beberapa negara Asean seperti Brunei, Myanmar, Thailand, Malaysia, dan Filipina juga ikut mempresentasikan proyek potensial di sektor telekomunikasi dan infrastruktur.
Seperti diketahui, AIPF turut dihadiri oleh pemimpin dari negara-negara Asean seperti Presiden Filipina Ferdinand Marcos Jr, Perdana Menteri Singapura Lee Hsien Loong, the Head of Delegation of the Kingdom of Thailand Sarun Charoensuwan, dan Perdana Menteri Vietnam Pham Minh Chinh.
Selain itu, Perdana Menteri Laos Sonexay Siphandone, Sultan of Brunei Darussalam Hassanal Bolkiah, Perdana Menteri Kamboja Hun Manet, Perdana Menteri Malaysia Dato’ Seri Anwar Ibrahim, dan Perdana Menteri Timor Leste, Xanana Gusmao.
Kemudian, 3 orang pemimpin dunia seperti Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida, Perdana Menteri Australia Anthony Albanese, dan Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau turut hadir.