Bisnis.com, JAKARTA — Sejumlah proyek Indonesia yang dipamerkan dalam ajang business matching di Asean Indo-Pasifik Forum (AIPF) 2023 mendapatkan banyak perhatian dari investor asing. Kendati demikian, masih belum ada komitmen kerja sama yang direalisasikan.
Wakil Menteri Luar Negeri Pahala Mansury mengatakan total proyek Indonesia yang ditawarkan dalam agenda AIPF 2023 dalam business matching yakni lebih dari US$30 miliar atau setara dengan Rp489 triliun.
"Kita harapkan meskipun belum difinalkan dalam pertemuan kali ini kita berharap bahwa pelaksanaan bisnis matching tersebut akan bisa meningkatkan kerjasama," kata Pahala dalm konferensi pers AIPF di Jakarta, Rabu (6/9/2023).
Menurut Pahala, dalam pertemuan bisnis di hari kedua KTT Asean ini dihadiri banyak calon investor. Adapun, proyek yang dipamerkan RI memiliki nilai tertinggi.
Pasalnya, selain Indonesia, sejumlah negara lainnya seperti Brunei Darussalam, Myanmar, Thailand, Malaysia, dan Filipina pun ikut menawarkan proyek strategis masing-masing negara senilai US$810 juta.
Diberitakan sebelumnya, Indonesia menawarkan 39 proyek dalam business matching Asean Indo Pacific Forum (AIPF) yang digelar besok, Rabu (5/9/2023).
Baca Juga
Wakil Menteri BUMN Rosan Roeslani menyampaikan, 39 proyek tersebut terdiri dari 35 proyek BUMN dan 4 proyek Kementerian PPN/Bappenas.
"Kurang lebih 35 proyek yang ada di dalam BUMN kemudian ada 4 proyek di Bappenas. Ini akan display besok," kata Rosan, Selasa (5/9/2023).
Adapun proyek-proyek yang ditawarkan BUMN melibatkan beberapa perusahaan, diantaranya Mind ID, PT Pelindo Indonesia (Persero), PT PLN (Persero), PT Pupuk Indonesia (Persero), PT Pertamina (Persero), PT Krakatau Steel (Persero) Tbk., PT Bio Farma (Persero), Angkasa Pura, dan InJourney.