Bisnis.com, JAKARTA – Raksasa properti China yang terancam bangkrut akibat utang, Country Garden melakukan pembayaran bunga obligasi dolar AS beberapa jam sebelum batas masa tenggang.
Pembayaran kali ini menunjukkan Country Garden berhasil lolos dari ambang gagal bayar membawa sedikit kelegaan bagi negara yang sedang dilanda krisis pada sektor properti itu.
Melansir Reuters, Rabu (6/9/2023), developer properti swasta terbesar di China ini sebelumnya gagal membayar surat obligasi senilai US$22,5 juta atau sekitar Rp344 miliar yang jatuh tempo pada 6 Agustus, sehingga memperburuk kekhawatiran mengenai jumlah kas perusahaan yang tersisa dan membuat pasar gelisah selama masa tenggang 30 hari obligasi.
Gagal bayar, sekecil apapun jumlahnya, akan melemahkan harapan di pasar keuangan dan harapan bahwa stimulus kebijakan China dapat menyeimbangkan perekonomian negara di tengah pasar properti yang krisis.
Hal ini juga akan meningkatkan prospek gagal bayar pada obligasi dolar lainnya serta seruan kreditur untuk mempercepat pembayaran. Di saat yang sama, gagal bayar meningkatkan kekhawatiran akan dampaknya terhadap sistem perbankan di negara dengan perekonomian terbesar kedua di dunia ini.
Country Garden diketahui pada Selasa (5/9/2023) kemarin telah menawarkan perpanjangan waktu pembayaran delapan obligasi dalam negeri senilai 10,8 miliar yuan atau sekitar Rp22 triliun dalam tiga tahun.
Baca Juga
Obligasi yang diterbitkan oleh Country Garden dan unitnya telah ditetapkan jatuh tempo. Opsi diberikan kepada pemegang obligasi untuk menjual kembali surat utang tersebut kepada peminjam pada tanggal yang ditentukan, yakni pada 2023 dan 2024, merujuk dokumen yang dikirim ke kreditur dalam negeri.
Dalam sejumlah obligasi dolarnya, terlihat Country Garden memperdagangkan obligasi tersebut dengan bunga yang masih harus dibayar, atau dengan harapan bahwa surat akan dibayarkan. Namun, harga masih berada pada tingkat yang tertekan, berkisar antara 11-15 sen dolar.
Pembayaran bunga obligasi luar negeri terjadi setelah Country Garden pada Jumat (1/9/2023) kemarin berhasil meneken persetujuan dari kreditur dalam negeri untuk memperpanjang jatuh tempo obligasi swasta senilai 3,9 miliar yuan atau sekitar Rp8 triliun.
Country Garden berusaha untuk tidak melewatkan kewajiban pembayaran utang, baik di dalam negeri maupun di luar negeri. Namun, perusahaan ini tetap berisiko gagal bayar jika kinerja keuangannya terus memburuk setelah sebelumnya membukukan rekor kerugian pada paruh pertama tahun ini.
Country Garden diketahui memiliki sekitar US$162 juta atau sekitar Rp2,4 triliun lagi pembayaran bunga obligasi luar negeri yang jatuh tempo sepanjang sisa tahun ini.
Namun demikian, upaya Country Garden mengganti utang-utangnya menunjukkan perbedaan dengan arah yang lebih baik ketimbang rencana restrukturisasi yang dilakukan sebagian besar pemain lain di sektor properti. (Lydia Tesaloni Mangunsong)